Gula Merah Tebu Jadi Asa Bangkitkan Ekonomi Desa di Tengah Pandemi

TIMESINDONESIA, MALANG – Produksi gula merah tebu menjadi asa tersendiri bagi pertumbuhan perekonomian di Indonesia terutama sektor mikro. Hal ini tidak lepas dari banyaknya permintaan gula merah tebu, baik untuk konsumsi maupun untuk bahan baku industri yang coba berkembang ditengah pandemi Covid-19 ini.
Industri gula merah tebu bisa menjadi alternatif untuk mengembangkan perekonomian di pedesaan memungkinkan karena proses produksi gula merah dari tanaman tebu dapat dilakukan dalam lingkup usaha mikro dan kecil dengan peralatan dan perlengkapan produksi yang mudah diperoleh sehingga bisa dijangkau oleh UKM.
Advertisement
“Bahan baku sangat mudah untuk diperoleh karena perkebunan tebu di tiap daerah terutama di pedesaan hampir pasti ada. Untuk peralatan pembuatannya juga dilakukan sangat sederhana, ini yang bisa dijangkau oleh UKM” ungkap Prof (R) Dr Drs Subiyakto, MP peneliti dari Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas) Malang kepada TIMES Indonesia.
Di sisi lain, Gula merah tebu cenderung lebih sehat, karena berasal dari nira tebu dan merupakan salah satu sumber kalori penting bagi tubuh. Beberapa informasi menyebutkan bahwa gula merah tebu lebih sehat dibandingkan dengan gula kristal putih yang selama ini lebih dikenal di masyarakat untuk kebutuhan konsumsi. Terkait kandungan vitamin, gula merah tebu mengandung lebih banyak banyak kalsium, fosfor, besi, vitamin B1 dan vitamin B2 dibanding gula kristal putih.
“Mungkin adanya Pandemi Covid-19 ini bisa menjadi momentum agar masyarakat beralih pada Gula Merah Tebu karena cenderung lebih sehat” lanjut Subiyakto.
Gula merah tebu banyak diproduksi di sentra pengembangan tebu, antara lain di Provinsi Aceh (Kabupaten Bener Meriah), Sumatra Barat (Kabupaten Agam, Tanah Datar dan Solok), Provinsi Jambi (Kabupaten Kerinci), Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah (Kabupaten Pati, Kudus, Rembang dan Blora), Provinsi Jawa Timur (Kabupaten Tulungagung, Kediri, Lamongan, Malang, Blitar, Madiun, Bondowoso).
Pernah Ekspor
Gula merah tebu di Indonesia sebenarnya sudah pernah meraih kejayaan pada 1995, saat itu produksi gula merah tebu yang berasal dari Kediri bisa diekspor hingga ke Jepang dan Malaysia.
Hanya saja saat itu ekspor harus terhenti lantaran tidak ada regenerasi untuk melanjutkan proses produksi sehingga tidak memenuhi permintaan pasar yang besar. “Saat itu tidak ada regenerasi, sayang sekali karena tidak bisa memenuhi permintaan pasar yang begitu besar. Semoga kedepan sektor industri khususnya UKM bisa bergairah lagi untuk memproduksi gula merah tebu” ungkap Subiyakto.
Subiyakto cukup optimis seandainya gula merah tebu berhasil diproduksi lagi secara besar-besaran akan menggairahkan perekonomian desa karena negara-negara besar seperti Amerika, Belgia, Kanada dan Australia juga membutuhkan sebagai bahan baku di tengah pandemi Covid-19. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Rizal Dani |
Sumber | : TIMES Malang |