Ekonomi

Usai Lebaran dan Awal Tahun Ajaran Baru, Toko Emas Sepi

Senin, 01 Juni 2020 - 19:12 | 130.15k
Toko Mas
Toko Mas
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SEMARANG – Penjualan dan pembelian di sejumlah toko emas usai lebaran yang bebarengan pula dengan momen tahun ajaran baru terlihat sepi.

Covid-19 yang berdampak pada turunnya daya belli masyarakat dianggap sebagai faktor penyebab.

Advertisement

Bambang Yuwono (70), Ketua Asosiasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia di komplek Pasar Johar,  Kanjengan, menyebutkan transaksi jual beli emas mulai mengalami penurunan sejak bulan Februari lalu. Jadi yang biasanya menuju lebaran transaksi penjualan emas meningkat, tahun ini sama sekali tak terlihat.

"Biasanya 10 hari menjelang lebaran banyak yang membeli emas dan kemudian menjualnya lagi pasca lebaran. Namun tahun ini sangat berbeda dan justru sepi," ungkapnya pada Times Indonesia, Senin (1/6/2020).

Dia menambahkan jika kondisi ini memang dampak secara tidak langsung dari Covid-19. Bahkan di momen menjelang tahun ajaran baru yang biasanya banyak orang ramai menjual emas,  kini tak berdampak signifikan terhadap transaksi penjualan emas. Padahal harga emas bisa dikatakan stabil.

"Saya pikir memang ini persoalannya ekonomi. Sekarang masyarakat ekonominya lagi tertatih-tatih, jadi bagaimana bisa masyarakat beli emas. Selain itu masyarakat mungkin juga sudah tak punya simpanan emas lagi karena terlanjur sudah dijual kemarin-kemarin," tuturnya.

Bambang menambahkan toko emas "Dewi Sri" miliknya yang telah buka beberapa hari lalu sejak usai lebaran sampai hari ini tak banyak melayani pembelian maupun penjualan emas. 

"Sehari paling kami hanya melayani 2 sampai 3 orang pembeli dan juga sekitar 2 penjual emas. Jadi dalam sehari tak lebih dari 5 transaksi jual-beli emas yang kami lakukan," tambahnya.

Minimnya pembelian maupun penjualan emas tak hanya dirasakan oleh para pemilik toko mas. Hal serupa ternyata juga dirasakan oleh para penjual dan pembeli emas yang biasa mangkal dipinggir jalan. 

Sugiyarti, pembeli dan penjual emas yang mangkal di sekitar alun-alun Kota Semarang menyampaikan beberapa bulan terakhir minim sekali orang yang menjual maupun membeli emas di tempatnya. 

"Saya buka sejak usai lebaran kemarin sampai hari ini baru melayani sekitar 3 orang yang menjual perhiasan. Padahal biasanya kalau usai lebaran, terlebih berbarengan dengan tahun ajaran baru banyak yang datang kemari untuk menjual perhiasannya," ungkapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Semarang

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES