Ekonomi

Di Tengah Pandemi Covid-19, Sulteng Ekspor Perdana Yellowfin Tuna ke Jepang  

Selasa, 09 Juni 2020 - 17:05 | 64.86k
Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Edhy Prabowo bersama Gubernur Sulteng, Longki Djanggola saat melepas ekspor perdana tuna yellowfin ke Jepang. Selasa, (9/6/2020). (Foto : Humas Pemprov Sulteng for Times Indonesia)   
Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Edhy Prabowo bersama Gubernur Sulteng, Longki Djanggola saat melepas ekspor perdana tuna yellowfin ke Jepang. Selasa, (9/6/2020). (Foto : Humas Pemprov Sulteng for Times Indonesia)  
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PALU – Di tengah pandemi Covid-19, Sulteng melakukan ekspor perdana tuna sirip kuning (yellowfin tuna) ke negara sakura Jepang.

Ekspor perdana dilepas oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Edhy Prabowo di halaman kantor Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Palu, Selasa, (9/6/2020).  

Advertisement

"Meski pandemi Covid-19 belum usai, tidak otomatis menurunkan permintaan dunia akan komoditi perikanan Indonesia. Bahkan, permintaan terus melonjak. Buktinya hari ini Sulteng ekspor ikan tuna ke negara Jepang," kata Edhy Prabowo.

Ekspor-Perdana-Yellowfin-Tuna-a.jpg

"Ini bukti seluruh kegiatan perikanan Sulteng bisa kita ekspor seluas-luasnya," tambah Edhy. 

Selain melakukan pelepasan ekspor tuna sirip kuning, Menteri Edhy Prabowo juga melakukan peletakan batu pertama kolam budidaya udang vaname di Desa Sejoli, Kabupaten Parigi Moutong.

Menteri Edhy dan Gubernur Sulteng Longki Djanggola, juga menyerahkan secara simbolis sertifikat penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan (HACCP) bagi pengolah ikan dan sertifikat cara penanganan ikan yang baik (CPIB) kepada supplier. Ia pun menyerahkan bantuan ikan konsumsi kepada masyarakat terdampak Covid-19.

Terkait langkah kementerian dalam memacu usaha perikanan, Edhy mengatakan KKP telah memangkas pola birokrasi perizinan yang panjang dan juga mengajak dunia swasta berkolaborasi.

"Supaya nelayan boleh melaut kapan saja dan Kita tinggal menunggu di darat dengan fasilitas," ucapnya.

Ditempat yang sama, Gubernur Longki Djanggola menguraikan beberapa kelebihan sektor kelautan dan perikanan daerah yang potensial di antaranya memiliki 5 Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) yakni WPP 713 (Selat Makasar), WPP 714 (Selat Tolo), WPP 715 (Teluk Tomini), WPP 716 (Laut Sulawesi) dan WPP Perairan Darat (WPP-PD 421) Pulau Sulawesi.

"Sulawesi Tengah menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia) yang di kelilingi 4 WPP," ungkapnya. 

Di samping itu dengan luas perairan laut mencapai lebih dari 193 ribu km persegi, panjang garis pantai sejuah lebih dari 6 ribu km dan 1604 pulau, produksi perikanan tangkap Sulteng per tahun 2019 menembus lebih dari 196 ribu ton dan perikanan budidaya lebih dari 964 ribu ton.

Namun, gubernur mengakui bahwa daerah masih memiliki banyak keterbatasan sehingga mengharapkan dukungan kementerian guna memajukan sektor menjanjikan tersebut.

Terkait ekspor perdana yellowfin tuna, sejauh ini gubernur telah mengusulkan peningkatan status bandara Mutiara Sis Aljufri Palu dari domestik menjadi internasional kepada Bappenas agar bisa sepenuhnya mendukung aktivitas perdagangan Sulteng ke luar negeri. "Dengan meningkatkan status tersebut maka bandara Mutiara Sis Aljufri dapat menjadi salah satu alternatif pintu ekspor perikanan Sulteng," harapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Palu

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES