Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Minus 1,3 Persen, INDEF: Indonesia Masuk Laju Resesi

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Ekonomi Indonesia akan mengalami goncangan dan masuk laju resesi yang cukup dalam yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19. Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan minus senilai 1,3 persen pada kuartal III.
Pada kuartal II pertumbuhan ekonomi juga diprediksi akan mencapai minus senilai 4 persen. “Kuartal III sebenarnya bisa jauh lebih parah, asumsinya realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional atau PEN masih di bawah 30 persen,” kata Tauhid Ahmad selaku Direktur Eksekutif Indef dalam siaran webinar di Youtube INDEF, Rabu (29/7/2020).
Advertisement
Program PEN menurut Tauhid bisa mendorong permintaan atau demand melalui jaringan pengaman sosial yang masih rendah. Meskipun perlindungan sosial akan membentuk demand penting yang bisa dilakukan demi mencegah ancaman resesi.
“Realisasi anggaran PEN harus segera ada, sebab perekonomian nasional sangat bergantung pada program tersebut,” tambahnya.
Jika demand tidak terbentuk dari bantuan sosial atau bansos maka sektor yang lain akan susah untuk bergerak dan akan menjadi masalah atau persoalan baru. Menurut Tauhid, Indonesia sendiri memiliki siklus pertumbuhan ekonomi pada setiap kuartal.
“Sebenarnya pemulihan ekonomi bisa terjadi pada kuartal II yang akan berakhir di bulan Juli, kuartal I dan kuartal II itu adalah puncak pertumbuhan ekonomi kota,” imbuh Tauhid.
Kemudian jika pertumbuhan ekonomi pada dua kuartal tersebut minus, INDEF menilai maka pada kuartal ketiga dan keempat akan turun. “Jadi seharunya program PEN bisa jor-joran dan besar,” pungkas Tauhid. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |