Bisnis Kuliner Ala Jepang, Mahasiswa Unnes Raih Omzet Ratusan Juta per Bulan

TIMESINDONESIA, SEMARANG – Bermula dari melihat peluang usaha, seorang mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) Jurusan Tata Boga, Muhammad Nur Agung Pratama membuka bisnis kuliner ala Jepang. Bermodal nekat, mahasiswa semester 7 Unnes tersebut telah memulai bisnisnya sejak semester 3 lalu atau sejak Desember 2018.
Agung memulai bisnisnya dengan mendirikan outlet kecil dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Namun demikian, sejak pertengahan tahun 2019 lalu, dirinya telah memiliki outlet tetap bernama Katsukai yang terletak di Gedung Kewirausahaan UNNES. Tak hanya itu, dirinya juga telah membuka cabang di Tegal.
Advertisement
"Sebenarnya, selain di Tegal, kami di tahun ini mau buka beberapa cabang di berbagai kota. Akan tetapi karena ada corona, akhirnya kami tunda. Jadi kami berupaya untuk membangun Katsukai ini dengan segmen masyarakat luas," ungkap Agung pada TIMES Indonesia, Sabtu (8/8/2020).
Ide menjalankan bisnisnis kuliner ala Jepang karena melihat masih minimnya resto di sekitaran UNNES yang menawarkan masakan Jepang. Padahal permintaan pasar cukup banyak. Terlebih, kebanyakan warung dan resto hanya menawarkan masakan yang monoton.
"Kebanyakan adanya geprek, deplok, penyet, dan berbagai olahan daging ayam yang sejenis. Padahal di sini lingkungan mahasiswa. Jadi dulu kami memulai dengan olahan daging ayam yang dikreasikan dan diolah ala Jepang. Seiring berjalannya waktu mulai merambah tuna , dori, dan ikan-ikan lainnya, sebagaimana layaknya masakan Jepang," katanya.
Selain harus pintar melihat peluang, jiwa wirausaha Agung juga telah dididik oleh keluarga. Tak hanya itu, sejak masa sekolah menengah dia juga kerap belajar wirausaha dengan menjadi reseller dan sekaligus mengambil jurusan Tata Boga.
"Orang tua saya mendidik saya agar tak cuma kuliah saja. Ayah saya selalu menekankan agar saya mencari relasi. Untuk itu saya mencari relasi dan masuk HIPMI. Orang tua juga berpesan jika kita lebih baik tidak mengejar uang, namun justru sebaliknya. Artinya saya dididik menjadi wirausaha," ujarnya.
Usaha yang dulu dimulai dengan nekat dan dirintis dengan modal meminjam uang dari keluarga, kini Agung bisa suvive. Bahkan dirinya bisa mendapatkan omzet sampai 150-200 juta setiap bulannya.
Akan tetapi Agung mengakui jika keberhasilannya tersebut bukanlah tanpa rintangan. Keputusannya untuk memilih jurusan Tata Boga saat Sekolah Menengah selama 3 tahun yang kemudian diteruskan selama masa kuliah, banyak mendapat respon negatif.
"Ya maklum kan, kalau banyak yang merendahkan, saya cowok milih jurusan Tata Boga. Apalagi kebanyakan di jurusan tersebut adalah cewek. Jadi terkadang mendapat ejekan dari teman cowok dan tentunya saya menjadi minoritas di jurusan yang saya pilih," kata Muhammad Nur Agung Pratama mahasiswa semester 7 Unnes yang suskes membuka bisnis kuliner ala Jepang. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |