Ekonomi

Potensi Konsumsi Masyarakat Muslim di Dunia Diprediksi USD 3,2 Triliun pada 2024

Selasa, 01 September 2020 - 20:11 | 33.68k
Webinar Halal Supply Chain in The New Normal yang digelar SBM ITB. (FOTO: Humas SBM ITB for TIMES Indonesia)
Webinar Halal Supply Chain in The New Normal yang digelar SBM ITB. (FOTO: Humas SBM ITB for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Potensi konsumsi masyarakat muslim di dunia dari berbagai sektor diperkirakan mencapai USD 3,2 triliun pada tahun 2024. Persoalannya, Indonesia belum mengoptimalkan peluang tersebut.

"Potensi konsumsinya besar, tapi siapa yang mengisi? Ini agak paradoks," ujar Direktur Eksekutif Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, Suhaedi, dirilis Humas SBM ITB, Selasa (1/9/2020).

Advertisement

Dalam webinar Halal Supply Chain in The New Normal yang digelar Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB), terungkap, di bidang fesyen muslim, meski Indonesia memiliki jumlah penduduk muslim terbesar di Indonesia, tapi pasokan fashion muslim terbesar dari China.

Begitupun dengan daging, berasal dari Brazil dan Australia. Bahkan saat krisis akibat pandemi Covid-19 melanda, dunia menyadari China menguasai supply chain. Begitu China mengalami masalah, dampaknya terasa ke seluruh dunia.

Padahal jika kembali ke masa lalu, Indonesia dan China tidak jauh beda. Pada 1979, PDB per kapita China sebesar USD 185, berada di bawah Indonesia yang mencapai USD 380.

"Tapi sekarang? Ini peluang besar bagi Indonesia, tidak hanya jadi pelaku tapi pemain utama. Kita harus berjuang bersama-sama, setidaknya dalam pengembangan ekonomi syariah," ujar Suhaedi.

Ada tiga yang ia tekankan. Pertama, pengembangan ekonomi syariah dengan penguatan kemitraan baik UMKM, pesantren dalam ekosistem halal value chance berbasis digitalisasi. Kedua mendorong literasi termasuk Ziswaf. Ketiga, riset dan edukasi.

Wakil Dekan Bidang Akademik SBM ITB, Prof Dr Aurik Gustomo ST, MT menambahkan, kebutuhan produk halal baik itu makanan, kosmestik, farmasi, hingga jasa keuangan syariah, pariwisata, dan supply chain sangat besar ke depanya.

Survei Thompson Reuters mengungkapkan, pangsa pasar makanan halal di dunia sebesar USD 2.500. Sedangkan potensi pangsa pasar produk halal untuk makanan di Indonesia, menempati peringkat paling tinggi di dunia sebesar USD 190 miliar.

"Di bawahnya ada Turki dan Pakistan. Untuk farmasi potensinya USD 4,9 miliar. Potensinya tidak hanya untuk muslim, tapi juga non muslim," Prof Dr Aurik.

Potensi ini tidak hanya bersumber dari bahan baku, tapi juga proses memilih pemasok, distribusi, hingga produk yang dihasilkan ke konsumen dan ritelnya harus dijamin kehalalannya.

Dosen SBM ITB, Yuliani Dwi Lestari PhD mengatakan pengembangan halal supply chain penting untuk memberikan nilai tambah. Dari hasil penelitian SBM ITB, halal supply chain ini pun akan meningkatkan ketertarikan konsumen untuk membeli produk.

Halal supply chain terdiri dari beberapa hal, misalnya halal logistik yang menjamin kehalalan storage, transportasi, distribusi, hingga sampai ke customer. Prinsip utamanya, mengeliminasi proses kontaminasi saat penyimpanan dan pengiriman serta kesalahan handling dan jaminan kehalalan dari hulu hingga hilir.

Webinar yang berbagi tentang konsumsi masyarakat muslim dunia ini menghadirkan pula Muslich Advisor, LPPOM MUI yang membahas berbagai regulasi halal di Indonesia. Juga Hally Hanafiah COO Iron Bird, dan Sucahyo Senior Manager Marketing and Costumer Care IPC Logistics yang menceritakan pengalaman mereka menjalankan halal supply chain di Indonesia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES