Ekonomi

Melihat Kembali Eks Lokalisasi Dolly Surabaya Bersama Tamu Internasional

Rabu, 07 Oktober 2020 - 13:33 | 66.88k
UMKM kampung Dolly Surabaya memproduksi sandal untuk kebutuhan hotel. (Foto: Pemkot Surabaya/TIMES Indonesia)
UMKM kampung Dolly Surabaya memproduksi sandal untuk kebutuhan hotel. (Foto: Pemkot Surabaya/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Tamu internasional peserta perayaan Hari Habitat Dunia (World Habitat Day) diajak melihat eks kampung lokalisasi Dolly Surabaya, Selasa (6/10/2020).

Pemenang Scroll of Honour, Mr. Jose David Alvarez Maldonado dan Staf KBRI Nairobi Mr. Pradono Anindito dapat melihat langsung warga eks lokalisasi Dolly yang sedang memproduksi sepatu dan sandal untuk kebutuhan hotel yang sudah menjalin kerjasama. UMKM ini menempati sebuah gedung besar dan tinggi yang dulunya merupakan salah satu gedung lokalisasi terbesar di gang Dolly.

Advertisement

Selanjutnya, mereka mengunjungi DS Point untuk melihat berbagai produk UMKM di sana sembari mencoba jajanan dan minuman khas UMKM Dolly. Rombongan, menyempatkan waktu untuk berkunjung ke rumah batik. Jose juga sempat belajar membatik di tempat tersebut. Ia mengaku pertama kali belajar membatik, sehingga dia menilai bahwa proses membatik sangat keren.

UMKM-kampung-Dolly-Surabaya-b.jpg

“Anak perempuan saya sekolah desain dan saya langsung teringat dia. Ini adalah momen yang sangat spesial bagi saya, terimakasih banyak atas kesempatannya,” imbuhnya.

Jose menilai bahwa inisiatif yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya sangat tepat, terutama dalam menggabungkan kegiatan yang sangat produktif dengan pengembangan ekonomi di kawasan eks lokalisasi ini. Bahkan, ia menyebut pengembangan ekonomi di daerah ini bisa dicontoh oleh kota-kota lain di belahan dunia.

“Pengembangan UMKM-nya sangat bagus. Dukungan dari pemerintah daerahnya sangat bagus, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup masyarakat di sini,” imbuhnya.

Sementara itu, Staf KBRI Nairobi Mr. Pradono Anindito menilai bahwa kebijakan yang dilakukan oleh Wali Kota Risma itu dipikirkan dari awal hingga akhir, termasuk solusi pemberdayaan warganya.

“Saya melihat Kampung Dolly ini sangat menarik, karena kebijakannya di sini dipikirkan dari awal sampai akhir. Jadi, tidak hanya menutup (lokalisasi), tapi apa yang harus dilakukan dan bagaimana memberdayakan masyarakatnya juga dipikirkan, sehingga ada solusi untuk kehidupan yang berkelanjutan,” ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES