Investasi Pabrik Sepatu Senilai 1,8 Triliun di Sragen Akhirnya Batal

TIMESINDONESIA, SRAGEN – Investor pabrik sepatu yang rencananya membangun di wilayah Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Jawa Tengah akhirnya batal. Investasi yang diperkirakan menyerap 30 ribu tenaga kerja batal karena tidak kunjung selesai persoalan lahan yang akan dipakai karena warga enggan melepas tanahnya.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sragen, Tugiyono memastikan investor pabrik sepatu batal menanamkan modalnya. Kabarnya investor tersebut mengalihkan investasinya ke Vietnam. ”Karena di Vietnam semua lahan tidak ada yang hak milik. Semua milik negara,” ujarnya.
Advertisement
Dia menjelaskan, sebenarnya jika sepakat bisa meningkatkan taraf ekonomi warga sekitar. Karena Sumberlawang termasuk kawasan industri sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 tahun 2020 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
”Sebenarnya kalau sepakat menyerap 30 ribu orang. Dan siap memberikan lahan untuk pasar rakyat untuk UMKM seluas satu hektare. Selain itu, warga sekitar yang menjual tanahnya bisa bekerja di pabrik tersebut,” terangnya.
Tugiyono menambahkan, pihaknya sudah mengusulkan agar mengarahkan ke wilayah Sambungmacan. Namun dari pihak investor bersikeras di wilayah Sumberlawang. Padahal di Sambungmacan hanya pembebasan tanah kas desa. Jika tanah negara tentunya akan lebih banyak membantu untuk investor.
”Kalau menurut saya salah perhitungan, jika pertimbangan tanah kas desa khawatir ruwet. Tapi di sana (Sumberlawang) yang dihadapi masyarakat. Kalau urus tukar guling kas desa maksimal 6 bulan, kalau menghadapi masyarakat jauh lebih repot,” ujarnya.
Namun pihaknya menyampaikan saat ini masih ada investor yang hendak menanamkan modalnya di Kabupaten Sragen. Meski menyayangkan pabrik sepatu itu mengalihkan investasinya tetapi masih ada beberapa pabrik dan sebagainya yang sedang dalam proses.
Di antaranya pabrik hebel, pabrik garment dan rencana pembangunan rumah sakit di wilayah Kecamatan Miri. Selain itu ada investor yang mengolah dan membuat selongsong peluru. Namun masih dicarikan lokasi yang tepat.
Sementara, Kepala Bidang Perizinan DPMPTSP Sragen, Ilham Kurniawan menyampaikan izin rumah sakit baru dalam proses IMB. Sedangkan pabrik yang membuat selongsong peluru masih harus dibicarakan lagi. Ada beberapa alternatif wilayah yang ditawarkan seperti Tangen dan Jenar untuk pemerataan wilayah.
”Kalau izin investasi kebanyakan yang menengah untuk Sragen. Seperti toko klinik dan sebagainya namun cukup banyak,” ujarnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |