Tim Poliwangi Ciptakan Alat Fermentasi Tempe Otomatis, Bisa Dipantau di HP

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Perkembangan teknologi yang begitu cepat memaksa kita untuk terus bergerak mengikutinya. Terlebih saat ini banyak terobosan baru pada bidang IT yang banyak membantu meringankan pekerjaan manusia. Seperti alat fermentasi tempe modern yang ada di Desa Rogojampi, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Proses kendali alat fermentasi tempe ini, dapat dipantau jarak jauh menggunakan apilkasi website dan android.
"Saat ini masih tahap pengembangan. Teknologi inovatif ini untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi dalam pembuatan tempe melalui upaya fermentasi yang dapat dikendalikan secara otomatis melalui suhu dan kelembapan di dalam sebuah box inkubator," ungkap Ketua Tim PKM Dosen Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi), Subono, ST., MT, Sabtu (7/11/2020).
Advertisement
Dalam pelaksanaan percobaan, Tim yang beranggotakan Vivien Arief Wardhani, ST., MT. dan Alfin Hidayat, ST., MT tersebut, menggandeng usaha 'OK TEMPE' dari BUMDes Rogo Utomo Desa Rogojampi.
"Di sini ada salah satu dusun namanya Lugonto. Lugonto sendiri merupakan dusun yang memiliki potensi dalam pembuatan tempe yang higienis dan lebih modern. Jadi kami kira ini cocok diterapkan," ujarnya.
Menurut Subono, alat fermentasi tersebut dilengkapi dengan lampu dan kipas sebagai pengontrol suhu dan kelembaban. Selain itu alat ini juga bisa tersambung ke ponsel Android. Ponsel Android digunakan sebagai monitoring, seperti memantau suhu dari minimal ke suhu maksimal.
"Ketika suhu maksimal, lampu akan mati untuk menstabilkan suhu dalam inkubator. Lalu ketika suhu sudah normal seperti yang diinginkan maka kipas itu akan mati dan lampu akan hidup kembali. Begitu seterusnya," terang Subono.
Subono mengatakan, tujuan diadakannya kegiatan pengabdian ini supaya memberikan dampak positif dan memberikan solusi bagi pembuat tempe dalam proses produksi tempe serta mampu menunjang perekonomian warga Lugonto.
Agar lebih paham bagaimana penggunaan dan tata cara agar tidak salah dalam menggunakan. Tim melakukan workshop bersama perajin tempe dan mahasiswa terlebih dahulu pada 3 September 2020 lalu.
Selanjutnya, PKM yang didanai oleh Penghasilan Negara Bukan Pajak (PNBP) Poliwangi ini, terakhir memberikan petunjuk teknis penggunaan box inkubator tempe terutama pada saat pengoperasian manual dan otomatis.
"Tujuan dari pelatihan ini untuk memberikan wawasan internet dan petunjuk teknis dalam pengoperasian perangkat keras box inkubator tempe," terang Subono.
Dalam penerapannya, alat Inkubator Tempe berbasis Microcontroller tersebut diharapkan bisa meningkatkan kualitas, kuantitas dan efisiensi produksi tempe. Selain itu juga memudahkan perajin dalam menentukan dan memonitoring suhu yang cocok pada saat proses fermentasi tempe.
Sementara itu menurut Nova Nur Hidayat, SE., MM, selaku pemilik OK TEMPE. Pihaknya seringkali terkendala pada proses fermentasi. Saat fermentasi itu, setelah kedelai selesai dimasak dan diberi ragi, kemudian ditaruh di ruangan khusus dengan suhu yang seharusnya terkontrol.
"Tetapi selama ini yang kami lakukan itu secara manual, mudah-mudahan dengan alat ini nanti kedepannya suhu yang ada pada ruang fermentasi mudah terpantau," ujar Nova.
Meski begitu ia mengucapkan terimakasih kepada Tim PKM Poliwangi. Sebab sudah membantu mencarikan solusi dari permasalahan yang selama ini belum menemukan titik temu. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |