Pengrajin Batok Ponorogo, Sulap Limbah Jadi Bernilai Tinggi

TIMESINDONESIA, PONOROGO – Di tangan pengrajin kreatif limbah pun bisa menjadi barang seni bernilai tinggi, seperti sampah batok kelapa disulap oleh warga Desa Carat, Kecamatan Kauman, Ponorogo, Jatim yang seorang pengrajin Batok Ponorogo menjadi aneka ragam perabot rumah tangga bernilai jual tinggi.
"Jatuh bangun merintis usaha ini, namun akhirnya bisa bertahan sampai sekarang," ungkap Pito Cahyono, Pengrajin Batok Kelapa Ponorogo, Rabu, (11/11/2020).
Advertisement
Awalnya usaha dimulai tahun 2015. Namun sempat stop produksi karena banyak kendala, seperti sulitnya mendapat bahan baku dan alat yang masih seadanya. Akhirnya pada tahun 2018 usaha kembali diteruskan dengan pasokan bahan baku dari Jogja.
"Alhamdulillah sekarang sudah berjalan lagi, bisa produksi memenuhi pesanan hingga luar daerah," tambah Pito.
Hasil produksi dari kreativitas batok kelapa berupa aneka ragam perabotan rumah tangga seperti cangkir, asbak, kendi, sendok, garpu teko, lampion dan berbagai jenis aksesoris dan perabotan lainnya.
Permintaan ada juga dari luar daerah seperti Bali, Kalimantan serta TKI di Hongkong, Taiwan dan Malaysia.
Harga yang sangat miring dengan barang yang antik menjadi salah satu pemikat pembeli, satu set komplit peralatan minum, cangkir, teko, tutup, lepek dan sendok harganya hanya 35.000.
"Semoga barang kreasi batok semakin diminati masyarakat luas dan Pemerintah Daerah bisa memberi bantuan fasilitas untuk berkembangnya usaha pengrajin Batok Ponorogo," tutupnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Rizal Dani |