Perjuangan Pengusaha Galendo Ciamis di Tengah Pandemi

TIMESINDONESIA, CIAMIS – Saat pandemi mulai melanda, beberapa pengusaha camilan Galendo di Ciomas terpaksa tutup. Meski begitu, sebagian pengusaha Galendo tetap berjuang dan membuka lagi usahanya ini. Salah satunya, Nana, pengusaha Galendo di Kelurahan Cigembor, Kecamatan Ciamis.
Galendo adalah camilan khas Ciamis. Galendo dibuat dari ampas kelapa yang dipisahkan dari minyak kelapanya. Ampas kelapa itu lalu digoreng sampai kecokelatan.
Advertisement
"Saya merintis kembali usaha Galendo ini sempat tutup 6 bulan karena pandemi. Saya mulai membuka lagi usaha Galendo ini 2 bulan lalu," jelas Nana kepada TIMES Indonesia, Minggu (13/12/2020).
Ia juga mengatakan, selama usaha Galendo tutup, dirinya hanya pergi ke sawah menjadi buruh tani dan kebun. Usaha Galendomilik Nana ini dirintis sejak tahun 1995. Maka sudah 25 tahun usahanya ini berjalan.
Ia juga mengalami beberapa hambatan saat membuka usaha ini kembali. "Saya sulit mendapatkan bahan baku untuk produksi Galendo. Kelapa muda lokal Ciamis kebanyakan sudah diburu oleh pedagang kelapa," ujarnya.
Keadaan yang masih pandemi membuatnya belum bisa mengirim galendonya lagi ke luar kota dan ke pasar. Ia juga telah merumahkan pegawainya akibat pandemi.
Akhirnya, Ia pun menggunakan kelapa lain sebagai bahan baku pengganti. "Saya pun menggunakan kelapa dari Sumatera. Sekarang saya memproduksi dengan 120 butir kelapa per hari. Itu menghasilkan 7 kg galendo dan 8 kg minyak kelapa," ujarnya.
Menurutnya, harga kelapa Sumatera lebih mahal daripada kelapa Ciamis. "Harganya Rp4.500, kalau kelapa Ciamis harganya Rp3.000," tuturnya.
Harga bahan baku yang naik berdampak pada penjualannya. Ia telah menaikkan satu kali lipat di setiap galendonya.
Namun, kini pembeli sudah mulai berdatangan kembali. "Kemarin ada yang beli dari daerah Kertasari. Kemarinnya lagi ada yang beli dari Bandung, Cirebon, Tasik, Garut, untuk oleh-oleh," ujarnya.
Galendo yang ia jual adalah Galendo asli. Galendo jualannya memiliki beragam ukuran dan harga, yaitu 1 kg Rp80 ribu, 6 ons Rp50 ribu, 1,5 kg Rp40 ribu, 1,5 ons Rp 10 ribu. "Kebanyakan pembeli beli yang Rp 10ribu," tambah pengusaha Galendo ini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rizal Dani |