Ada Covid-19, Pemandu Wisata di Bondowoso Tak Ada Job Selama Setahun

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Wabah Covid-19 yang melanda Indonesia sejak awal tahun 2020 kemarin sangat berdampak terhadap melambatnya segala aktivitas, termasuk sektor wisata. Kondisi ini pun diraskan oleh para pemandu wisata di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
Meskipun diterapkan kebijakan new normal, dan beberapa wisata dibuka dengan protokol kesehatan yang ketat. Tak semerta-merta membuat sektor ini kembali normal.
Advertisement
Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Bondowoso, Slamet Riyadi mengatakan, sudah hampir satu tahun pemandu wisata tidak bekerja.
"Pemandu wisata tidak bekerja sejak bulan dua atau sejak Februari 2020. Sudah hampir 1 tahun. Iya hampir satu tahun," katanya, Sabtu (23/1/2020).
Menurutnya, anggota HPI Bondowoso yang terdaftar sekitar 35 anggota. Sebagian ada yang spesialis memandu wisatawan mancanegara. Ada juga yang melayani tamu domestik dan ada juga yang memang per lokasi atau zonasi. Serta overland, yakni mereka tamunya berangkat dari Jakarta kemudian finish-nya bisa di Bali atau Lombok.
"Yang lebih sangat terdampak memang yang mengkhususkan diri ke tamu-tamu mancanegara dan overland. Overland biasanya trip panjang," terangnya.
Saat ini kunjungan atau wisatawan dari mancanegara memang tidak diperbolehkan. Bahkan dari luar kota pun juga jarang. Namun demikian, di beberapa objek wisata masih ada pemandu. Tetapi sudah sangat berkurang, karena tamunnya memang sedikit
"Perbandingannya kalau biasanya 100 tamunya, yang datang hanya 40 bahkan hanya 30 persennya saja," ungkapnya.
Akibat kondisi itu, para pemandu wisata banting setir untuk bisa bertahan hidup, dengan membuka usaha.
"Buka usaha katering dan sebagainya. Berubah arus kegiatannya. Ada juga yang bertani dan jualan online," jelasnya.
Mewakili semua pemandu wisata, Slamet berharap wisata segera pulih. Walaupun pemandu tidak secara otomatis langsung bekerja. Tetapi minimal perekonomian masyarakat yang bergerak di bidang pariwisata mulai ada perubahan.
"Kemudian kami berharap tamu-tamu baik domestik maupun asing seperti semula sebelum ada pandemi," harapnya.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Seksi Konservasi BKSDA Wilayah V, Purwanto mengatakan, wisatawan yang ke Kawah Ijen hanya berjumlah puluhan.
“Sebelum pandemi bervariasi jumlah wisatawan. Bahkan 2019 bisa lebih dari 500 orang. Kalau sekarang ini kondisinya bisa dikatakan turun drastis. Maksimal sekitar 50 orang,” katanya.
Akibat traffic pengunjung ke sejumlah wisata di Bondowoso belum normal. Pemandu wisata banyak yang tak dapat job. Apalagi yang mengkhususkan untuk memandu pelancong dari luar negeri. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |