Harga Kopi Petik Merah Turun, Petani di Pagaralam Berharap Ada Solusi

TIMESINDONESIA, PAGARALAM – Harga kopi petik merah di Pagaralam, Sumatra Selatan anjlok hingga hanya berharga Rp20.000 sampai Rp25.000 per kilogram. Sebelumnya, harga kopi petik merah mencapai Rp40.000 sampai Rp45.000 per kilogram. Turunnya harga karena pengepul tidak mampu membeli kopi sesuai pasaran.
Pemkot Pagaralam selalu mengajak para petani kopi di Pagaralam bisa melakukan panen dengan cara petik merah. Pasalnya beberapa waktu lalu harga jual Kopi petik merah lebih mahal dari kopi dengan cara panen lama yaitu petik campur.
Advertisement
Endang (40) salah satu petani kopi petik merah di Pagaralam mengatakan, tidak ada pasar bagi para petani yang melakukan panen dengan cara petik merah menjadi penyebab turunnya harga kopi petik merah. Hanya ada beberapa petani saja yang bisa menjual hasil panen petik merah dengan harga mahal. Itu hanya untuk petani yang sudah memiliki pelanggan tetap di luar Kota Pagaralam seperti pemilik-pemilik kafe.
Endang mengatakan, ia terpaksa menjual hasil panen petik merahnya dengan harga hampir sama dengan kopi panen biasa.
"Saya jual dengan harga Rp20 ribu perkilogram. Karena memang tidak ada yang mau membelinya dengan harga lebih dari itu," ujarnya, Jumat (29/1/2021).
Padahal dengan harga kurang dari Rp35.000 per kilogram maka petani tidak bisa mendapatkan untung. Pasalnya selain cara panennya yang lebih rumit pengolahan pasca panennya juga butuh waktu dan biaya besar.
"Untuk kualitas kopi petik merah kami harus membuat tempat menjemurnya dan tidak bisa dijemur di tanah seperti kopi biasa. Itu perlu biaya dan waktu karena jika tidak seperti itu maka kualitas kopi petik merahnya tidak bagus," katanya.
Menurutnya, pemerintah harus dapat menyediahkan pasar bagi para petani kopi petik merah agar petani bisa semangat dan giat menjadikan kualitas Kopi Pagaralam semakin bersaing.
Sementara itu, Tomo salah satu pengepul kopi di Pagaralam mengungkapkan, bahwa memang sulit mencari investor yang mampu membeli kopi petik merah dengan jumlah banyak serta harga yang mahal.
"Saya sudah tanya kepada para bos-bos kopi di Lampung. Mereka tidak mampu jika harus membeli kopi petik merah dengan harga tinggi. Pasalnya untung yang didapat tidak besar jika dibandingkan kopi biasa yang selama ini mereka beli," ungkapnya.
Jika petani ingin harga kopi petik merah mereka mahal maka harus bisa mencari pembeli sendiri diluar Pagaralam. Karena untuk kebutuhan kopi petik merah di Pagaralam memang tidak banyak. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |