Pengrajin Golok di Pangandaran Pertahankan Kualitas dan Ciri Khas

TIMESINDONESIA, PANGANDARAN – Pengrajin golok atau yang biasa disebut pandai di Pangandaran harus mempertahankan kualitas dan ciri khas di tengah persaingan zaman.
Bagi masyarakat Pangandaran, golok merupakan salah satu peralatan yang harus selalu mereka bawa saat melakukan aktivitas bertani di kebun.
Advertisement
Dari kebutuhan masyarakat tersebut, secara turun temurun orang tua dulu mewariskan talenta kerajinan membuat golok kepada generasi penerusnya.
Salah satu pengrajin golok yang hingga kini masih bertahan di antaranya adalah Aki Sodik di Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
"Golok yang saya produksi memiliki ciri khas, gagangnya dari bahan tanduk kerbau betina yang diukir dengan berbagai motif," kata Aki Sodik Kamis, (11/3/2021).
Aki Sodik menambahkan, dia memilih gagang golok dari bahan tanduk kerbau betina karena berisi, sehingga mudah untuk dibentuk, berbeda dengan tanduk kerbau jantan yang di dalamnya kosong.
"Satu kerbau betina hanya bisa menghasilkan 2 buah gagang golok dan bahan baku tersebut susah didapat karena jarang," tambahnya.
Untuk modal membeli tanduk kerbau betina, pengrajin harus mengeluarkan modal Rp150 ribu per satu kilogram.
Jika persediaan tanduk kerbau betina tidak ada terpaksa menggunakan bahan kayu yang kualitasnya bagus seperti akar Mahoni, kayu Sonokeling atau kayu Cijulang.
Pengrajin lainnya Encu mengatakan, kerajinan membuat golok yang telah dia tekuni puluhan tahun merupakan talenta yang turun temurun dari nenek moyangnya.
"Hasil produksi golok kami tembus ke berbagai daerah di antaranya Ciamis, Tasikmalaya bahkan keluar pulau Jawa," kata dia.
Golok hasil kerajinannya banyak diminati pelanggan lantaran memiliki kekuatan dan ketajaman yang awet sehingga dirinya banyak mendapat pesanan borongan.
Encu menjelaskan, golok dari hasil kreativitas di kampungnya memiliki berbagai macam ukuran dan motif di antaranya golok khas Ssunda yang ujungnya melengkung, selain itu ada juga golok yang seperti pedang dengan ukuran panjang 40 centimeter.
Untuk bahan baku pembuatan golok khusus dari besi per mobil yang mudah didapat para perajin. Per mobil juga memiliki campuran baja sehingga kualitas besi dan gagang golok tersebut memiliki nilai harga yang tinggi.
Untuk mendapatkan per mobil tidaklah sulit karena banyak bengkel per mobil yang menjual per mobil dengan harga Rp 5 ribu per kilogramnya.
Namun untuk membuat gagang tanduk kerbau betina bahan bakunya sering mendatangkan dari Tasikmalaya, Kalimantan dan Sulawesi.
"Harga golok yang kami jual mulai Rp 300 ribu hingga Rp 450 ribu, golok pun sudah siap guna dan tinggal pakai dan sudah tajam," ungkap Encu.
Sebuah golok yang telah dibuat pengrajin golok biasanya dites terlebih dahulu dengan cara ditempelkan pada kuku jempol lalu sedikit digeruskan. Bila golok tajam akan langsung menempel dan menggerus kuku namun bila tumpul tidak akan nempel. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sholihin Nur |