Berkah Ramadan, Permintaan Sarung Tenun Tradisional Gresik Meningkat

TIMESINDONESIA, GRESIK – Meski Pandemi Covid-19, permintaan sarung tenun tradisional di Kabupaten Gresik, Jawa Timur meningkat saat bulan Ramadan. Permintaan ini diprediksi bakal terus naik hingga lebaran tiba.
Pengusaha sarung tenun asal Desa Jambu Kecamatan Cerme, H. Abd Rochim mengatakan, memasuki bulan ramadan ini merupakan berkah bagi perajin sarung tenun.
Advertisement
Pria yang sudah 24 tahun menggeluti usahanya ini mengaku jika permintaan saat bulan ramadan meningkat hingga empat kali lipat. Untuk memenuhi permintaan, dia harus menambah karyawan.
"Biasanya 10 kodi tiap pekan, masuk bulan Ramadan hingga lebaran diprediksi naik hingga empat kali lipat," katanya, Jumat (23/4/2021).
Sarung produksi pria yang kerap disapa Abah Rochim, semuanya dikerjakan secara tradisional menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).
Industrinya juga membuat sarung eksklusif, dari bahan utama sutera timbul yang dijualnya seharga Rp 1,3 juta. Yang lebih mahal lagi, bahan sutera motif Songket.
”Harganya memang mahal, karena untuk membuatnya seorang pekerja butuh waktu 2 minggu untuk menghasilkan 3 buah sarung sutera timbul,” tambahnya.
Tembus Pasar Asia
Abah Rochim menuturkan, selain dijual kepada penjual lokal, produknyabternyata laris manis sehingga diekspor ke sejumlah negara di Asia. "Ekspor ke Brunei Darussalam, Malaysia dan Arab Saudi, selain ekspor pasar lokal juga ramai," ucapnya.
Ramadan kali ini, Abah Rochim mengaku mampu menjual sarung sebanyak 25 kodi per minggu. Sarung yang paling diburu seharga Rp 200 ribu hingga Rp 400 ribu untuk pasar ekspor.
"Alhamdulilah selama ramadhan penjualan sarung meningkat, semua stok habis. Produksi full bisa sampai seminggu 25 kodi per minggu," tambah pengusaha sarung tenun tradisional asal Kabupaten Gresik yang kebanjiran permintaan saat Ramadan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |