Ekonomi

Buah Ketekunan, Peternak Milenial Cantik di Lamongan Sukses Beternak Kambing Etawa

Sabtu, 22 Mei 2021 - 16:40 | 150.23k
Daimatul Mukhafadhoh memberi makan kambing etawa peliharaannya, yang berada di Desa Sumurgayam, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan. (FOTO: MFA Rohmatillah/ TIMES Indonesia)
Daimatul Mukhafadhoh memberi makan kambing etawa peliharaannya, yang berada di Desa Sumurgayam, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan. (FOTO: MFA Rohmatillah/ TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Ketekunan menjadi salah satu modal utama untuk meraih kesuksesan, termasuk dalam menjalankan usaha. Hal itu dibuktikan oleh seorang peternak milenial di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur yang kini sukses beternak kambing etawa.

Peternak milenial itu bernama Daimatul Mukhafadhoh asal Desa Sumurgayam, Kecamatan Paciran. Wanita berparas cantik itu kini memiliki puluhan ekor kambing etawa dan telah memetik hasil jerih payahnya itu.

Advertisement

Wanita yang akrab disapa Kafa Thonthowi tersebut memulai usahanya beternak kambing etawa sekitar 4 tahun silam. Sebagai modal awal, Kafa memelihara 4 ekor kambing etawa.

"Saya mulai (beternak kambing) sekitar tahun 2017, awalnya tidak langsung banyak, hanya 4 ekor," kata Kafa, Sabtu (22/5/2021).

Kegemarannya memelihara binatang menjadi salah satu alasan Kafa untuk memilih beternak sebagai ladang bisnisnya.

Daimatul-Mukhafadhoh-memberi-makan-kambing-etawa-peliharaannya-3.jpg

"Dari dulu punya semboyan sukses muda, gagal muda. Mumpung masih muda harus mau mencoba. Di samping itu juga hobi merawat binatang, dan kambing perawatannya mudah menggunakan pakan fermentasi dan silase, sehingga bisa disambi kerja lain," katanya.

Selain karena perawatan yang dianggap mudah, Kafa juga memiliki alasan kuat lainnya untuk lebih memilik beternak kambing, daripada hewan lain.

"Kenapa memilih rawat kambing? Mengikuti nabi Muhammad, yaitu penggembala kambing sedari remaja," ujar Kafa.

Ketika memutuskan terjun di dunia peternakan, Kafa tidak ingin setengah-setengah dalam urusan pemeliharaan. Misalnya dalam urusan pemberian pakan, Ia tidak menggunakan pola tradisional yaitu memberikan pakan rumput segar, melainkan menggunakan pakan fermentasi.

Bahkan Kafa juga membuat sendiri pakan fermentasi untuk ternaknya. Untuk proses pembuatan pakan, Kafa dibantu oleh sang ayah.

Kerja keras Kafa akhirnya membuahkan hasil. Kambing peliharaannya yang semula hanya 4 ekor, kini telah berkembang menjadi lebih dari 20 ekor dan sudah dipasrkan.

"Berbekal pemberian pakan dengan pola fermentasi inilah akhirnya bisa seperti saat ini," ujarnya.

Daimatul-Mukhafadhoh-memberi-makan-kambing-etawa-peliharaannya-4.jpg

Sebagai generasi milenial, Kafa lebih memilih sistem online dengan mengandalkan promosi di media sosial, daripada menjualnya ke pasar hewan.

"Untuk penjualan saya menerapkan pola penjualan dengan sistem digital melalui media sosial seperti Facebook, Instagram dan grup-grup jual beli ternak lainnya," tutur wanita berusia 29 tahun itu.

Kafa mengunggah foto-foto hewan ternaknya lengkap beserta harga dan nomor yang bisa dihubungi. Melalui unggahan di media sosial tersebut, pembeli yang tertarik bisa langsung menghubungi Kafa untuk melanjutkan transaksi jual beli.

Harga kambing etawa milik Kafa cukup beragam, yaitu antara Rp. 1,5 juta hingga Rp. 2 juta untuk kambing anakan dan Rp. 4,5 juta hingga Rp. 5 juta untuk kambing dewasa. Namun, harga-harga tersebut juga tergantung berat dari kambing yang ia jual.

"Penjualan melalui media sosial ini lebih efektif, tidak perlu repot-repot membawa ke pasar. Selain itu juga lebih dikenal kalau di sini jual kambing," ucap Kafa.

Lebih lanjut Kafa mengungkapkan, pembeli hewan ternaknya juga tidak hanya dari Lamongan saja, tapi juga ada yang dari Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Berkat keberhasilannya beternak kambing etawa, kini peternak milenial asal Desa Sumurgayam, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan itu juga telah mengembangkan usahanya dengan beternak sapi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES