Hasil Tebangan Pohon Albasiah Tak Lagi Menjanjikan Bagi Petani di Pangandaran

TIMESINDONESIA, PANGANDARAN – Hasil tebangan pohon Albasiah kini tidak lagi menjanjikan sebagai penghasilan musiman petani di perkampungan Kabupaten Pangandaran.
Biasanya petani di perkampungan Kabupaten Pangandaran mengandalkan hasil panen dari penanaman pohon Albasiah sebagai penghasilan rutin musiman.
Advertisement
Untuk menanam pohon albasiah memerlukan waktu kisaran 4 tahun hingga 5 tahun, pola tanam tersebut biasa menjadi investasi petani Pangandaran.
Namun andalan penghasilan musiman dari hasil panen tanam pohon Albasiah kini mulai kurang diminati lantaran banyaknya hama yang menyerang pohon Albasiah.
"Serangan hama ulat kantung dan karak tumor ke pohon Albasiah jadi persoalan serius yang sulit terpecahkan," kata Dede salah satu petani di Kabupaten Pangandaran.
Hama ulat kantung dan karak tumor tersebut merambah dan menular dari satu pohon ke pohon Albasiah yang lainnya.
"Bahkan petani sering mengeluh kalau tanaman Albasiah miliknya gagal tanam hingga satu hamparan," paparnya.
Berbagai upaya telah dilakukan petani dengan segala cara, namun belum juga ada yang membuahkan hasil.
"Dampak serangan hama ulat kantung dan karak tumor sangat berpengaruh pada kematian pohon Albasiah," terangnya.
Serangan kedua jenis hama tersebut disebabkan punahnya spesies burung pemakan ulat dan semut rangrang sebagai mata rantai makanan dalam ekosistem.
"Ciri pohon Albasiah yang terserang hama ulat kantung daunnya kering, dahannya pun menjadi keropos, akhirnya seluruh pohon Albasiah mati," jelas Dede.
Beberapa petani kini ada yang memilih untuk menanam tanaman jenis lain selain pohon Albasiah yang dinilai lebih menguntungkan dan terbebas dari risiko serangan hama. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |