Ekonomi

Peringatan Hari Lahir Pancasila, Gus Dayat: Santri Harus Mencintai Negaranya

Selasa, 01 Juni 2021 - 21:33 | 54.05k
Gus Dayat ketua Ponpes Arba’i Qohar, santri harus mencintai negaranya.(Foto: Dokumentasi Gus Dayat For TIMES Indonesia)
Gus Dayat ketua Ponpes Arba’i Qohar, santri harus mencintai negaranya.(Foto: Dokumentasi Gus Dayat For TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, NGAWI – Peringatan Hari Lahir Pancasila menjadi momen penting bagi setiap warga negara. Dimana para pendiri bangsa Indonesia berhasil menggali nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sehingga menjadi pedoman hidup berbangsa dan bernegara hingga sekarang ini.

Tidak terkecuali bagi lingkungan pondok pesantren. Salah satunya Pondok Pesantren Arba’i Qohhar Jambangan Paron, Ngawi. Melalui Kepala Ponpes, Ahmad Hidayatulloh atau yang karib disapa Gus Dayat menuturkan arti penting peringatan Hari Lahir Pancasila.

Kepada TIMES Indonesia, Gus Dayat mengatakan bagi masyarakat di lingkungan pondok pesantren, peringatan ini tidak terpisahkan dari jasa besar KH Hasyim Asy’ari dalam memupuk cinta tanah air.

GUS DAYAT CIlustrasi santri. (Foto: Instagram/@pondokjambangan)

“Bagi kami di lingkungan Ponpes, peringatan hari lahir Pancasila tidak bisa terpisahkan dengan jasa besar KH Hasyim Asy’ari dalam membangkitkan semangat teman-teman pesantren untuk mencintai tanah air,” ujar Gus Dayat, Selasa (1/6/21).

Dikatakan Gus Dayat dalam mencintai tanah air bagi kalangan santri dan masyarakat pondok pesantren dapat diterapkan dalam berbagai hal. Terlebih dalam penerapan setiap sila dari Pancasila pun telah dilakukan dalam lingkungan Ponpes.

“Sederhananya untuk peringatan hari lahir Pancasila ini, agar setiap santri dan masyarakat pondok pesantren bisa mencintai negara dan bangsanya,” tutur Gus Dayat.

Terkhusus untuk pengamalan Pancasila di lingkungan Ponpes Arba’i Qohar, dikatakan Gus Dayat, sejauh ini penanaman ideologi Pancasila dilakukan melalui jalur pendidikan.

Tidak hanya ranah teoritis dalam penanaman ideologi Pancasila namun pengalaman butir-butir Pancasila pun telah menjadi tradisi dalam lingkungan Ponpes.

“Karena Ponpes bergerak di ranah pendidikan, baik formal maupun diniyah, penanaman ideologi Pancasila dilakukan melalui jalur pendidikan. Kemudian untuk pengamalan butir Pancasila sudah menjadi tradisi di lingkungan Ponpes,” ujar Gus Dayat.

Dicontohkan Gus Dayat, seperti dalam Sila ke-1 Pancasila dalam keseharian pesantren tentu tidak jauh dari hal tersebut.

“Kemudian di lingkungan Pesantren, tentu saja santri di Ponpes tidak hanya berasal dari satu kalangan saja, baik secara ekonomi, kebudayaan dan lainnya.Tapi di Ponpes semua diperlakukan sama,” ujar Gus Dayat.

Lebih lanjut dikatakan Gus Dayat pesantren diibaratkan sebagai miniatur masyarakat Indonesia, dimana terdapat banyak keragaman namun tetap dalam kesatuan Ponpes. Pondok pesantren Arba’i Qohar merupakan Ponpes yang berdiri tahun 1901, sebelum negara Indonesia merdeka.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES