Ekonomi

Berawal Coba-Coba, Kerupuk Beras Rasa Bawang Justru Laku Keras

Selasa, 29 Juni 2021 - 10:06 | 96.31k
Plt Kepala Disperindag Kabupaten Mojokerto, Iwan Abdillah (tengah), Afrenia Ericha Putri (kanan) saat menilik usaha kerupuk berasnya. Jumat (18/6/2021). (FOTO: Dok. Disperindag Kabupaten Mojokerto for TIMES Indonesia)
Plt Kepala Disperindag Kabupaten Mojokerto, Iwan Abdillah (tengah), Afrenia Ericha Putri (kanan) saat menilik usaha kerupuk berasnya. Jumat (18/6/2021). (FOTO: Dok. Disperindag Kabupaten Mojokerto for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MOJOKERTO – Siapa sangka di usia yang baru menginjak 20 tahun, Afrenia Ericha Putri bisa masuk Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang dia impikan berkat jerih payahnya sendiri? Di usianya yang masih muda ini, Nia -sapaannya- telah berhasil merintis bisnis kerupuk beras rasa bawang.

Nia., warga Desa Parengan, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur bercerita mengenai awal mula merintis bisnis kerupuk beras rasa bawang miliknya ini. Modalnya Rp 100 ribu yang dia peroleh dari sisa uang jajan yang disisihkan. Kini, omzet bisa mencapai Rp 36 juta per bulan.

Advertisement

"Awal produksi hanya membuat 2 kg saja. Di jual di warung makan sekitar rumahnya. Dengan modal 100 ribu untuk membeli bahan baku. Uang itu diambil dari sisa uang jajannya yang sengaja di tabung," jelas Nia, Selasa (29/6/2021).

Rupanya kerupuk beras rasa bawang ini banyak di sukai pelanggan. Kemudian permintaan meningkat.

Afrenia Ericha Putri 2Jajaran Disperindag Kabupaten Mojokerto saat mengunjungi usaha Kerupuk Beras Nia di Desa Parengan, Jetis, Kabupaten Mojokerto, Jumat (18/6/2021)(Dok. Disperindag Kabupaten Mojokerto for TIMES Indonesia)

"Pesanan semakin mengalir salah satunya ke orang hajatan. Pesan 10 kg dan seterusnya. Menyebar dari mulut ke mulut, begitu ceritanya," terang Nia.

Berkat usaha kerupuk beras rasa bawang miliknya, dia bisa menjadi mahasiswa di Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Surabaya. Keluarganya tergolong pas-pasan. Dimana ayahnya merupakan buruh pabrik. Nia sendiri memiliki 4 saudara.

Produk makanannya kini tengah dalam proses perizinan P-IRT, sertifikat halal, proses merk dan lain sebagainya. Dia ingin bisnisnya semakin berkembang.

"Saya ingin usaha saya terus berkembang dan maju. Bisa lebih meningkatkan kesejahteraan keluarga saya. Bersyukur bukan hanya keinginan kuliah yang saya dapat tapi juga ikut membantu membiayai sekolah adik adik," terang Nia.

Terpisah, Plt Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kabupaten Mojokerto, Iwan Abdillah mengungkapkan bahwa usaha Nia ini adalah Ikhtiar pemulihan ekonomi.

"Usaha pembuatan kerupuk beras Nia ini memang masih Industri Kecil. Butuh bantuan dan sentuhan Pemerintah. Dia bilang butuh alat pemotong untuk mempercepat produksi. Saya sampaikan semoga Ibu Bupati Mojokerto berkenan membantu alat yang dibutuhkan itu dalam waktu dekat. Saat ini fokus pemerintah Kabupaten Mojokerto serius mengupayakan pemulihan ekonomi," jelas Iwan.

Terakhir, Iwan menambahkan bahwa andaikata banyak pemuda memiliki semangat seperti Nia pasti bangsa ini akan hebat.

"Saya membayangkan alangkah hebatnya bangsa kita bila anak muda kita sudah berani merintis bisnis dan punya semangat memajukan usahanya dan terus istiqamah menjalankan meski harus jatuh bangun. Saya kira yang perlu dipupuk adalah Inovasi dan kreativitas agar tetap survive dan punya spirit sukses," pungkas Iwan yang memuji kreasi kerupuk beras buatan Nia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES