Ekonomi

Bunga Matahari Jadi Lirikan Petani Milenial di Priangan Timur

Sabtu, 17 Juli 2021 - 05:26 | 192.01k
Iif Irpan petani milenium asal dari Kampung Sindangjaya, Padakembang Tasikmalaya memperlihatkan Bunga Matahari (Helianthus annuus L.) di kebun miliknya, Jumat (16/7/2021) siang (FOTO:Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Iif Irpan petani milenium asal dari Kampung Sindangjaya, Padakembang Tasikmalaya memperlihatkan Bunga Matahari (Helianthus annuus L.) di kebun miliknya, Jumat (16/7/2021) siang (FOTO:Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYABunga Matahari (Helianthus annuus L.) merupakan salah satu tumbuhan bunga khas yang memiliki warna kuning terang yang sangat indah, dengan kepala bunga yang besar, diameternya bisa mencapai 30 cm.

Saat ini bunga matahari selain memiliki keindahan warna dan bentuk di wilayah Priangan Timur dilirik oleh para petani milenial.

Sejumlah petani milenial dari Kota Garut, Tasikmalaya dan Ciamis mulai melirik mimpi untuk memanfaatkan setiap peluang usaha yang dimiliki dari bunga yang memiliki perilaku unik dimana bunga tersebut selalu menghadap ke posisi sinar matahari berada.

Para petani milenial menangkap peluang usaha yang sangat produktif, pengembangan budidaya bunga matahari menjadi salah satu komoditas yang dikembangkan para petani milenial.

Salah satu petani milenium asal dari Kampung Sindangjaya, Padakembang Tasikmalaya Iif Irpan (33) mengungkapkan dirinya mulai tergerak memulai budidaya ini setelah ada kepastian harga dari PT Tiga Jawara yang memberi jaminan pasar sekaligus sarana produksi.

Bunga Matahari 1Iif Irpan petani milenium asal dari Kampung Sindangjaya, Padakembang Tasikmalaya mengamati pohon Bunga Matahari (Helianthus annuus L.) di kebun miliknya, Jumat (16/7/21) siang (FOTO:Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

"Ketika pasar sudah jelas dan ada semacam MoU, hal itu jelas menjadi langkah awal yang baik karena masalah usaha pertanian, dimana harga paling sering menentukan mekanisme pasar yang acapkali sangat merugikan petani," ujar Iif kepada TIMES Indonesia, Jumat (16/). 21/7) siang

Saat ini kurang dari sepuluh hektar lahan di Priangan Timur telah menjadi percontohan budidaya pertanian bunga matahari. Sebagai tahap awal, mereka fokus memenuhi pasar dalam negeri, terutama untuk produksi kuaci. Apalagi kebutuhan biji bunga matahari cukup besar dan hingga kini belum terpenuhi. 

Iif menuturkan setelah merintis di awal tahun, dirinya mengaku mulai tumbuh minat masyarakat untuk melakukan budidaya, setidaknya kini sudah ada sekitar 3,5 hektar yang ditanami bunga matahari di Kabupaten Tasikmalaya. 

"Setelah ada celah pasar yang jelas, baru dijajagi harga, dilakukan analisa usaha, kemudian perjanjian kerja sama baru produksi terakhir. Hal itu penting karena kan selama ini, petani selalu berjudi dalam merintis usaha, saat ini sepriangan timur kira-kira sudah ada sepuluh hektar lahan yang digunakan untuk budidaya tanaman ini," tuturnya.

KwaciIif Irpan petani milenium asal dari Kampung Sindangjaya, Padakembang Tasikmalaya memperlihatkan biji Bunga Matahari (Helianthus annuus L.) Hasil proses pengeringan di kebun miliknya, Jumat (16/7/21) siang (FOTO:Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

Hasil Analisis satu pohon bunga matahari bisa menghasilkan dua sampai empat biji, artinya satu hektar mengeluarkan biaya produksi Rp 80 juta dengan asumsi harga Rp 18 ribu per kilogram, maka akan memperoleh penghasilan kotor sebesar Rp150 juta dengan waktu tanam selama 105 hari produksi.

Di tempat terpisah Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Indihiang Dodo membuka peluang budidaya bunga matahari yang cukup menjanjikan, karena saat ini produksinya masih sangat kurang dan petani pun tidak melirik ke arah budidaya tanaman tersebut.

"Saat ini kebiasaan petani di kita masih latah dalam melakukan analisis usaha taninya, apa yang sedang ramai biasanya komoditas yang ditanam, itu menjadi tantangan bagi para penyuluh untuk bisa mengarahkan dan mengarahkan agar petani bisa sukses menjalankan usaha taninya," ucapnya terkait minat petani milenial membudidayakan bunga matahari. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES