Ekonomi

Budidaya Jamur Tiram, Alternatif Pertahankan Ekonomi yang Terimbas Pandemi

Kamis, 12 Agustus 2021 - 18:12 | 63.59k
Taofik Hidayat salah satu warga Dusun Dukuh I Desa Parakanmanggu, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran yang nekad menekuni usaha budidaya jamur tiram dimasa pandemi Covid-19
Taofik Hidayat salah satu warga Dusun Dukuh I Desa Parakanmanggu, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran yang nekad menekuni usaha budidaya jamur tiram dimasa pandemi Covid-19
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PANGANDARAN – Kesulitan ekonomi sejak pandemi Covid-19 dirasakan masyarakat hingga perkampungan di Kabupaten Pangandaran. Namun Taofik Hidayat (28) salah satu warga Dusun Dukuh I, Desa Parakanmanggu, Kecamatan Parigi berhasil menekuni usaha budidaya jamur tiram dengan modal nekad.

"Modal pertama saya saat membuka usaha budidaya jamur tiram Rp25 ribu," kata Taofik.

Advertisement

Dari modal Rp25 ribu tersebut pada tiga bulan pertama Taofik berhasil memperoleh keuntungan Rp12 juta. "Saya tidak punya modal besar untuk membuka usaha budidaya jamur tiram, untuk menambah modal ikut bekerja serabutan dan upah kerja tersebut saya kumpulkan untuk membeli peralatan," tambahnya.

Taofik Hidayat b

Taofik mengaku, mulai membuka usaha budidaya jamur tiram pada bulan Agustus 2020 lalu disaat kondisi ekonomi sedang sulit lantaran pandemi Covid-19. "Setiap tahapan dan proses pembudidayaan jamur tiram saya ber dua dengan isteri," jelas dia.

Sejak pertama memproduksi jamur tiram, Taofik mengaku beberapa kali mengalami kegagalan. Dari situ, ia mulai menemukan cara terbaik. "Saya ini seorang pengangguran yang tidak memiliki pekerjaan, maka saya memiliki niat yang kokoh agar budidaya jamur tiram menjadi pekerjaan yang menghasilkan," terang dia.

Untuk proses pembudidayaan jamur tiram tidak rumit, penjualannya pun juga tergolong laris karena bisa dijual langsung ke konsumen atau ke pengepul.

"Harga jamur tiram per kilogram dipasaran saat ini kisaran Rp10 ribu sampai Rp12 ribu, jamur cokelat Rp15 ribu sampai Rp18 ribu dan kalau jamur kancing Rp 10 ribu sampai Rp40 ribu," paparnya.

Perbedaan harga jamur tersebut karena bentuk, volume jamur, dan media tanam tumbuh jamurnya juga berbeda. "Hampir setiap hari saya keliling mendistribusikan jamur tiram karena banyak permintaan," sambung Taofik.

Taofik berpesan, kesulitan ekonomi dampak pandemi Covid-19 jangan dijadikan alasan untuk tidak produktif. "Mari gali potensi yang dimiliki diri kita masing-masing agar kondisi pandemi Covid-19 tidak menjadi keterpurukan ekonomi," pungkas pembudidaya jamur tiram di Kabupaten Pangandaran tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES