Hebat, Kelompok Pemuda di Banyuwangi Manfaatkan Limbah Kain Jadi Barang Bernilai Rupiah

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Kreatifitas pemuda memang selalu tidak ada habisnya. Di Banyuwangi sejumlah pemuda yang tergabung dalam kelompok usaha Umyah Limbah berhasil menyulap kain sisa produksi menjadi berbagai aneka barang yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
Barang yang diproduksi oleh sekumpulan pemuda yang berasal dari Desa Labanasem, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur itu diantaranya adalah tas kain, dompet, topi, hingga beberapa aksesoris cantik lainnya.
Advertisement
Ketua kelompok pemuda Umyah Limbah Banyuwangi, Moh Hasbi mengatakan usaha ini ia lakoni atas keprihatinan terhadap permasalahan sampah kain yang banyak mengotori lingkungan. Sehingga tercetuslah ide untuk mengolah barang sisa itu menjadi karya yang bisa dijual kembali.
"Personal sampah terus menjadi masalah kita bersama. Di sungai dan selokan selalu kita temui sampah kain yang sifatnya sulit untuk terurai. Untuk itu para pemuda disini kita dorong agar bisa memanfaatkan barang bekas tersebut," kata Hasbi, (2/9/2021).
Untuk pangsa pasarnya sendiri, dirinya mengaku masih memanfaatkan jaringan lokal, yakni diwilayah kabupaten Banyuwangi saja.
"Kami hanya jual di kalangan anak-anak muda yang memang suka terhadap fashion dari limbah. Atau kita titipkan ke pusat oleh-oleh kerajinan yang ada di Banyuwangi," ungkapnya.
Sementara itu, harga yang ditawarkan pun sangat bervariatif dan ramah dikantong, yakni mulai dari Rp 35 ribu hingga Rp 250 ribu per itemnya
"Kalau harganya kita sesuaikan dengan bahan dan kesulitan dalam proses pembuatan, seperti dompet misalanya, karenanya bahannya dari kain jeans kita hanya jual antara Rp 35 Ribu sampai Rp 50 Ribuan saja. Berbeda kalau bahannya dari kulit, bisa mulai Rp 50 ribu sampai Rp 150 Ribu," cetus Hasbi.
Masih Hasbi, dirinya menceritakan tentang bagaimana pengolahan dari bahan kain limbah sisa hingga menjadi aneka macam kerajinan.
Pada mulanya ia bersama pemuda lainnya mencari bahan dari berbagai konveksi hingga baju bekas yang sudah tidak terpakai lagi.
Setelah itu, bahan yang sudah terkumpul tersebut ia cuci dahulu hingga bersih serta bebas dari kuman dan penyakit. Selanjutnya para pemuda akan mencari inspirasi desain dengan memanfaatkan internet.
"Kebetulan teman-teman juga sudah terampil dalam menjahit, jadi setelah jenis barang sudah kita cari desainnya di internet, langsung dikerjakan oleh tenaga terampil di sini," ujarnya.
Selain mencari sendiri bahan yang diperlukan untuk membuat kerajinan, Hasbi juga menerima kain sisa dari orang yang ingin dibuatkan aksesoris.
"Biasanya ada juga yang membawa sendiri bahannya. Mereka bebas meminta model desain barang yang akan dibuat. Sehingga nantinya hanya membayar ongkos jasa jahitnya saja," kata Hasbi.
Dirinya berpesan agar masyarakat yang memiliki limbah kain maupun baju bekas yang sudah tidak terpakai untuk tidak langsung dibuang begitu saja. Melainkan bisa di bawa ke tempat produksi miliknya untuk didaur ulang menjadi barang yang memiliki nilai jual.
"Mari kita rawat bersama kebersihan lingkungan, terutama dari limbah yang sulit terurai. Jika teman-teman ada yang memiliki baju maupun kain apapun yang tidak terpakai, bisa langsung datang ke tempat kami. Atau menghubungi ke nomor 082341146211," ujar Hasbi.
Terakhir, ia juga berharap dengan adanya rumah produksi aksesoris Umyah Limbah Banyuwangi ini bisa menjadi sarana dalam mendorong kreativitas hingga pemulihan ekonomi masyarakat di Desa Labanasem, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Sholihin Nur |