Poliwangi Banyuwangi Sinergikan Semua Pihak untuk Majukan Usaha Rintisan StartUp

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Era digital saat ini membuat banyak hal harus beralih ke teknologi. Perubahan itu harus disikapi dengan bijak agar bisa tetap beradaptasi, tak terkecuali dalam dunia bisnis dan industri.
Dari perubahan tersebut, tentu ada peluang yang mestinya bisa dimanfaatkan di lingkungan yang serba cepat ini. Misalnya, dengan membuat usaha rintisan berbasis teknologi informasi.
Advertisement
Peluang itu kemudian ditangkap oleh Unit Pelayanan Teknis Kewirausahaan dan Inkubator Bisnis Teknologi (UPT KIBT ) Politeknik Negeri Banyuwangi (Polwangi Banyuwangi) dengan mengajak stakeholder setempat untuk berdiskusi menyamakan persepsi.
Ketua UPT KIBT Poliwangi, Dwi Ahmad Priyadi S.Pt., M.Sc., mengatakan, acara Forum Group Discussion (FGD) itu merupakan salah satu rangkaian kegiatan fasilitasi lembaga inkubator yang didanai oleh Kementerian Koperasi dan UKM.
"Kegiatannya dilaksanakan dari bulan Juli hingga Desember 2021," kata Dwi, Senin (1/11/2021).
Sebelum dilakukan FGD, terlebih dahulu dipaparkan profil menyeluruh mengenai UPT KIBT Poliwangi. Hal ini dilakukan agar semua peserta mengetahui tentang informasi terbaru mengenai UPT KIBT.
"Kegiatan ini sebagai proses sinergi inkubator dan stakeholder yang ada di Banyuwangi," terang Dwi.
Menurut Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaaan Poliwangi, M. Shofiul Amin, S.T., M.T., FGD tersebut dapat membuat sinergi antar lembaga bisa diwujudkan dalam bentuk yang nyata.
"Utamanya kerjasama yang sifatnya membangun perekonomian Banyuwangi yang memiliki karakteristik khusus, dan sebisa mungkin membentuk suatu usaha yang berprinsip dari lokal untuk lokal," ungkapnya.
Shofiul Amin mengungkapkan, dengan sinergi antara inkubator dan stakeholder dapat mendorong pertumbuhan usaha rintisan StartUp di Kabupaten Banyuwangi.
"Karena hari ini, hampir seluruh kegiatan menggunakan teknologi informasi. Oleh sebab itu StartUp tentu cocok diera saat ini," ujar Shofiul Amin.
Dalam acara tersebut, para peserta nampak diskusi aktif. Bersama para stakeholder terkait, mereka saling tukar pendapat tentang dunia wirausaha.
“Problem yang terjadi pada bisnis rintisan di Banyuwangi adalah Modal, Market, dan Maindset, itu yang harus sama-sama di pecahkan,” kata Manager Osing Deles, Edwin Juniarto.
Menurut Edwin, diera saat ini yang paling dibutuhkan selain modal para pengusaha adalah berkolaborasi. Baik dengan sesama pengusaha, lembaga swasta, maupun instansi pemerintah. Karena dengan kolaborasi dan sinergi maka usaha akan bisa berjalan maksimal.
Sementara itu Asisten Bidang Perekonomian Pemkab Banyuwangi, Guntur Priambodo, mengapresiasi langkah inovatif Poliwangi Banyuwangi yang menyelenggarakan FGD tersebut.
"Kami berharap besar dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap sinergi anar lembaga di Banyuwangi untuk mendorong semakin majunya usaha rintisan di Kabupaten Banyuwangi," tandas Guntur.
Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan penyampaian materi tentang business matching oleh Ketua AIBI Korwil Jatim Ary Bachtiar Krishna Putra, S.T.,M.T.,P.hd dan Manager Inkubator dan Layanan Bisnis Inovatif ITS, Septi wahyu Mulyawati, S.T.
Acara ini dihadiri oleh 40 tamu undangan, diantaranya Asisten Bupati Bidang Perekonomian, Wakil Direktur Politeknik Negeri Banyuwangi, Dinas Koperasi Banyuwangi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Pendidikan, Untag Banyuwangi, Inkubator Untag, Stikes Banyuwangi, IAI Ibrahimy, LP3I Tunas Inkubator, Bank BSI, BNI, BTN, General Manajer Kokoon Hotel dan Pokdarwis Banyuwangi.
Selain itu juga owner atau para pemilik usaha, assosiasi serta komunitas lainnya di Banyuwangi. Serta hadir Kepala Jurusan dan Ketua Program Studi, Ketua Pusat Penjaminan Mutu, Ketua Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Ketua Job Placement Center, Ketua Unit kerjasama dan Urusan Internasional Polwangi Banyuwangi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |