Panen Raya Mangga, Petani di Indramayu Keluhkan Turunnya Harga

TIMESINDONESIA, INDRAMAYU – Musim panen raya mangga gedong gincu di Indramayu, Jawa Barat memunculkan keluhan bagi para petani. Harga mangga terus menurun seiring melimpahnya produksi mangga di Indramayu.
Salah satu petani mangga Indramayu, Suta, mengatakan, sejak akhir Oktober lalu produksi mangga berada di puncaknya. Saat musim panen seperti ini dirinya mampu menghasilkan 1,5 - 2,5 kwintal per hari.
Advertisement
"Memang tidak rugi tapi untung juga tipis," ujar Suta, Senin (8/11/2021).
Petani mangga asal Desa Malang Semirang, Jatibarang itu menyebut jika penyebab turunnya harga adalah melimpahnya stok mangga. Hal itu tidak sebanding dengan jumlah pesanan.
Saat ini di tingkat petani harga gedong gincu berada di harga Rp9 ribu. Panen raya mangga Indramayu dimulai sejak akhir Oktober lalu.
"Ditambah lagi persediaan mangga di daerah lain seperti Majalengka yang juga sedang banyak," ujar Suta.
Selain itu, faktor cuaca pada musim hujan seperti ini turut mempengaruhi harga di pasaran. Sebab, end user mangga kebanyakan merupakan reseller atau penjual di pinggir jalan.
"Ketika musim hujan seperti ini mereka juga sepi, jadi keluarnya mangga agak lambat," ujar Suta.
Sebagai alternatif, ia pun menjual mangga secara online melalui media sosial Facebook dan Whatsapp. Rata-rata pembeli adalah orang terdekat, teman dan jaringan usaha.
"Harganya memang bisa meningkat setelah disortir bisa menjadi Rp16 ribu untuk grade A," ujar Suta.
Senada, mitra petani mangga, Winah, mengaku prihatin dengan kondisi harga mangga yang turun drastis selama sekitar dua pekan ini. Ia yang setiap hari menampung buah mangga dari puluhan petani merasa kasihan karena harga yang jatuh.
"Karena saya menerima mangga dari petani binaan, jadi tidak sepenuhnya mencari untung. Kita juga ingin para petani ini tidak rugi saat panen seperti ini," ujar Winah.
Dalam sehari, Winah dapat mengumpulkan 5 kwintal hingga 2 ton mangga gedong gincu. Ia memasarkan buah mangga petani melalui reseller di berbagai daerah di Indonesia.
"Alhamdulillah kalau mangga habis terus, paling banyak kita kirim ke Jakarta," ujar Winah.
Selain menjual langsung dalam bentuk buah, ia juga memproduksi olahan mangga seperti jus mangga, sirup mangga, dodol, manisan, kopi biji mangga dan kerupuk mangga.
"Saya berharap pemerintah bisa ikut intervensi terkait harga agar stabil (saat panen raya mangga) dan tetap menguntungkan petani," ujar Winah. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |