Ekonomi

Perajin Tenun Tradisional Mojokerto Bertahan di Tengah Gempuran Industri Tekstil

Rabu, 22 Desember 2021 - 12:46 | 81.69k
Budi Iswanto (37) pengrajin tenun dari Kabupaten Mojokerto saat menenun di rumah produksi rumah tangga miliknya di Dusun/Desa Kedung Guneng, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto, Rabu (22/12/2021) (Foto: Theo/TIMES Indonesia)
Budi Iswanto (37) pengrajin tenun dari Kabupaten Mojokerto saat menenun di rumah produksi rumah tangga miliknya di Dusun/Desa Kedung Guneng, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto, Rabu (22/12/2021) (Foto: Theo/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MOJOKERTO – Sudah 8 tahun Budi Iswanto (37) menekuni bidang tenun. Bermodalkan 2 alat tenun tradisional, Budi bersama 1 karyawannya tekun mempertahankan kerajinan tenun skala produksi rumah tangga ini. Halaman belakang rumahnya di Dusun/Desa Kedung Uneng, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur menjadi tempat produksi tenun ikatnya.

Awal merintis usaha ini, Budi mendapatkan pelatihan dan pendampingan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013. Budi sendiri merupakan adik ipar dari Erwin, salah satu pengrajin tenun asal Kediri.

Advertisement

"Istri saya itu kakaknya kan pengrajin tenun dari Kediri. Saya kemudian mendapat pelatihan dari Disperindag untuk tenun tradisional ini," terangnya kepada TIMES Indonesia, Rabu (22/12/2021).

Selama ini Budi mengaku pasrah dengan kerajinan tenun yang ia tekuni sampai saat ini. Pasalnya mulai tergantikan dengan mesin tenun. Selain itu pengrajin yang mendominasi di Mojokerto adalah batik. Pengrajin tenun yang menurutnya bertahan sampai saat ini adalah miliknya dan di Desa Jrambe, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto.

Budi juga mengaku selama ini hanya memanfaatkan marketplace di platform media sosial untuk menjual produknya. Kebanyakan dengan cara konvensional dari mulut ke mulut dan nomor ponsel.

Budi Iswanto BProses menenun oleh Budi Iswanto (37) menggunakan alat tenun tradisional (ATBM) di rumahnya, Dusun/Desa Kedung Guneng, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto, Rabu (22/12/2021). (Foto: Theo/TIMES Indonesia)

"Selama ini melayani kenalan saja, kebanyakan guru. Tapi tidak bisa diprediksi permintaannya," sambungnya.

Selama 1 bulan industri rumah tangga miliknya bisa membuat 60 potong kain tenun. Menurutnya ia akan menyesuaikan permintaan konsumen mulai dari berbagai corak khas Jawa Timuran.

"Kalau pengerjaannya 1 hari bisa 2 potong karena memang tingkat kerumitannya tersendiri," jelasnya.

"Kalau ukuran kainnya 2,5 m kali 90 cm. Itu kita menyambung 3.150 benang. Harganya berkisar 200 ribu sampai 300 ribu,"  imbuhnya.

Industri tenun tradisional miliknya bisa diakses melalui google maps dengan nama ERHA LESTARI. Hanya butuh 30 menit perjalanan dari pusat Kota Mojokerto. Terletak di Dusun/Desa Kedung Guneng, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES