Ekonomi

Manfaatkan Limbah Minyak Jelantah, Wawali Tegal Dukung Program Pemberdayaan Rumah Sosial Kutub Jakarta

Rabu, 12 Januari 2022 - 16:18 | 84.30k
Tim Rombongan Rumah Sosial Kutub Jakarta saat Temui Wakil Walikota Tegal . Rabu 12 Januari 2022 (FOTO: Cahyo For TIMES Indonesia)
Tim Rombongan Rumah Sosial Kutub Jakarta saat Temui Wakil Walikota Tegal . Rabu 12 Januari 2022 (FOTO: Cahyo For TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, TEGALLimbah minyak jelantah atau dalam bahasa Inggris ditulis waste cooking oil merupakan limbah yang berasal dari jenis-jenis minyak goreng yang telah dipakai seperti halnya minyak jagung, minyak sayur, minyak samin dan sebagainya

Minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik dan terjadi selama proses penggorengan atau selama pemakaian

Pemakaian minyak jelantah yang berkelanjutan dapat merusak kesehatan manusia, menimbulkan penyakit kanker, dan akibat selanjutnya dapat mengurangi kecerdasan generasi berikutnya.

Untuk itu perlu penanganan yang tepat agar limbah minyak jelantah ini agar memiliki manfaat dan tidak menimbulkan kerugian dari aspek kesehatan manusia dan lingkungan, sehingga tercetuslah kegunaan lain dari minyak jelantah yakni sebagai Bahan Bakar Biodisel.

Tim-Rombongan-Rumah-Sosial-Kutub-Jakarta-2.jpg

Rabu 12 Januari 2022, Wakil Wali Kota Tegal, HM Jumadi, ST, MM kedatangan rombongan tamu ke ruang kerjanya yakni dari Rumah Sosial Kutub Jakarta yang merupakan lembaga sosial keswadayaan masyarakat bergerak dalam menghimpun dan mengelola dana Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf (ZISWAF).

Bahkan hingga saat ini masyarakat mendaulat lembaga Swadaya Masyarakat Rumah Sosial Kutub salah satu pelopor sedekah kreatif dan Inovatif dengan Program 'Tersenyum' atau Terima Sedekah Minyak Jelantah

Dalam wawancaranya kepada awak media, Wakil Wali Kota Tegal, HM Jumadi, ST, MM merespona positif adanya keinginan Rumah Sosial Kutub dalam rencana pengembangannya khususnya di Kota Tegal.

"Program dari Rumah Sosial Kutub ini sangat luar biasa dan Ini untuk menjadi enerji terbarukan. Minyak jelantah sudah tidak dimanfaatkan tadi bisa dijadikan Bio Diesel," ungkap Jumadi.

Sedangkan, Jumadi menambahkan, dari sisi lain yakni pemberdayaannya secara economic value. Ada nilai ekonomi di dalam minyak jelantah.

"Bayangan bila 18 liter atau satu galon saja itu harganya sampai seratus ribu, nanti 60 persennya untuk masyarakat untuk 40 persennya untuk Rumah Sosial Kutub itu, jadi Circular economicnya berjalan,  Nah disini pemberdayaan umatnya berjalan" terang Wakil Walikota Tegal

Tim-Rombongan-Rumah-Sosial-Kutub-Jakarta-3.jpg

Rumah Sosial Kutub telah berkiprah di beberapa kota seperti di Jakarta bahkan masuk dalam program pemerintah provinsi DKI dan kini terus merambah ke seluruh pelosok wilayah Jawa Tengah

"Saya menghimbau kepada seluruh masyarakat Kota Tegal, Ayo minyak jelantah yang sudah tidak digunakan lagi, sekarang ada nilai ekonominya," harap Wakil Wali Kota Tegal.

Hal ini tak hanya disampaikan kemasyarakat, tetapi juga ke seluruh lurah, camat dan PKK supaya dapat bergerak bersama memberdayakan ekonomi rakyat melalui Sedekah Minyak Jelantah program Tersenyum dari Rumah Sosial Kutub.

Dalam kondisi pandemi 2020, Rumah Sosial Kutub telah melakukan aksi penyaluran berbagi kepada 33.312 (tiga puluh tiga ribu tiga ratus dua belas penerima manfaat

Nova Risdiawan Pimpinan rombongan dari Rumah Kutub menyampaikan bahwa lembaganya mengembangkan program Sedekah kreatif dan inovatif.

"Program ini namanya Tersenyum, terima sedekah minyak untuk mereka," ujar Nova usai pertemuan dengan Wakil Wali Kota Tegal.

Limbah minyak jelantah akan diberdayakan dan disalurkan manfaat sedekahnya untuk masyarakat yang membutuhkan diantaranya pemberdayaan untuk beasiswa teladan, untuk yatim dhuafa, penyaluran ekonomi pemberdayaan kaum dhuafa, sosial kemanusiaan serta lingkungan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES