Ekonomi

Pedagang Pasar Tradisional Lamongan Resah Akibat Harga Minyak Goreng Turun Rp14 Ribu

Jumat, 21 Januari 2022 - 16:53 | 93.33k
Sutri, salah satu pedagang di Pasar Sidoharjo Lamongan, menunjukkan minyak goreng kemasan yang tersedia di tokonya, Jumat (21/1/2022). (FOTO: MFA Rohmatillah/ TIMES Indonesia)
Sutri, salah satu pedagang di Pasar Sidoharjo Lamongan, menunjukkan minyak goreng kemasan yang tersedia di tokonya, Jumat (21/1/2022). (FOTO: MFA Rohmatillah/ TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Para pedagang di pasar tradisional di Kabupaten Lamongan sedang resah akibat terobosan pemerintah yang menerapkan kebijakan satu harga untuk minyak goreng kemasan seharga Rp 14 ribu, dimulai dari toko ritel modern.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah mengawali kebijakan tersebut dari ritel modern sejak Rabu (19/1/2022), kemudian nantinya juga akan diterapkan di toko-toko yang ada di pasar tradisional.

Advertisement

Penerapan kebijakan satu harga minyak goreng kemasan tersebut dimaksudkan agar masyarakat bisa mendapatkan minyak goreng dengan harga terjangkau.

Namun kebijakan tersebut ternyata menimbulkan persoalan lain. Para pedagang di pasar tradisional justru merasa disengsarakan oleh kebijakan tersebut.

"Orang pasar ini sedih semua mas, soalnya kulakan dengan harga lama semua. Seharusnya nggak begitu programnya. Kalau seperti ini malah menyengsarakan pedagang di pasar," kata Wiwik, salah satu pedagang di Pasar Sidoharjo Lamongan, Jumat (21/1/2022).

Menurut Wiwik, sejak adanya minyak goreng seharga Rp14 ribu per liter di toko ritel modern seperti Indomaret dan Alfamart, para pedagang di pasar kehilangan pembeli.

"Ndak laku sama sekali, satu pun nggak laku mulai Rabu kemarin," ucap Wiwik, dengan raut wajah penuh amarah dan matanya berkaca-kaca.

Hilangnya konsumen minyak di pasar tradisional disebabkan selisih harga yang begitu tinggi antara toko ritel modern dengan di pasar tradisional. Jika di ritel modern seharga Rp14 per liter, para pedagang masih menjual dengan harga normal di atas Rp20 ribu per liter.

"Kita masih pakai harga normal, karena kulakan juga mahal semua itu. Kita kulakan harga Rp40 ribu (kemasan 2 liter) lha kok di supermarket 28 ribu. Bisa bayangkan rugi berapa kita," tuturnya.

Wiwik pun mengaku tidak bisa berbuat banyak menghadapi situasi yang terjadi. Dia juga kebingungan untuk menjual minyak-minyak yang ada di gudangnya.

"Ya sudah ndak ada yang beli sama sekali, setiap ada yang nanya harga minyak, langsung balik gak jadi beli. Katanya mahal. Iya kalau kulakan 1 atau 2  kardus aja, sekarang ini stok saya masih ada 20 dus lebih," ujarnya.

minyak-goreng-3.jpg

Wiwik menambahkan, seharusnya pemerintah harus lebih bijak dan memperkirakan segala dampak yang akan terjadi. Teknisnya juga harus dipersiapkan dengan matang sebelum menerapkan suatu kebijakan.

"Seharusnya kalau mau memberi subsidi, yang di sales-sales itu ya diberhentikan dulu, jadi stok di pedagang pasar ini ndak numpuk. Sudah terlanjur stok banyak, malah sekarang memberikan subsidi di supermarket. Iya kalau subsidinya sehari atau dua hari, lha ini kan rencananya sampai 6 bulan. Terus gimana pedagang di pasar kalau kayak gini. Terus mau dijual ke mana minyak-minyak ini," kata Wiwik.

Keresahan juga dirasakan oleh pedagang di Pasar Sidoharjo lainnya, Sutri. Wanita paruh baya itu khawatir minyak-minyak dagangannya tidak laku.

"Kebijakan seperti ini sangat merugikan, kita kehilangan pembeli. Minyak 2 liter saya kasih harga Rp40 ribu aja ndak mau, katanya di Alfa itu harganya cuma Rp28 ribu," kata Sutri.

Sutri berharap segera ada solusi atas persoalan yang timbul dari kebijakan satu harga minyak goreng kemasan dengan Rp14 ribu yang baru diterapkan di ritel modern, agar para pedagang di pasar tradisional tidak mengalami kerugian berkepanjangan.

"Lha kulakannya aja satu liter itu 19.600 yang Bimoli. Yang Fortune itu 17 sampai 18. Jadinya ya ndak laku. Orang pada beli di Alfamart, Indomaret. Ini loh minyak semua, berapa kardus ini. Sekarang ndak laku. Setiap ada yang nanya ndak jadi beli," gerutu Sutri sambil menunjuk stok minyak goreng di tokonya di Pasar Sidoharjo Lamongan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES