Ekonomi

Melirik Prospek Budidaya Talas Beneng di Desa Campaka Pangandaran

Senin, 31 Januari 2022 - 14:27 | 100.54k
Salah satu lokasi penanaman talas beneng yang dibudidayakan sebagai bahan ekspor untuk pembuatan tembakau herbal dan minyak kosmetik (Foto : BUMDes Campaka Mekar)
Salah satu lokasi penanaman talas beneng yang dibudidayakan sebagai bahan ekspor untuk pembuatan tembakau herbal dan minyak kosmetik (Foto : BUMDes Campaka Mekar)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PANGANDARAN – Warga Desa Campak, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Pangandaran menggagas budidaya talas beneng jadi bahan baku ekspor.

Ketua BUMDes Campaka Mekar Yatna Supriatna (43) mengatakan, budidaya talas beneng tersebut rencananya akan dibudidayakan dilahan seluas 83 hektare.

Advertisement

"Penerapan tekhnologi moderen kini mampu mengubah daun dan dahan talas beneng menjadi bahan baku dasar rokok herbal dan minyak bahan kosmetik," kata Yatna, Senin (31/1/2022).

Yatna menambahkan, semula talas beneng oleh masyarakat di Desa Campaka hanya dijadikan sebagai pakan tambahan alternatif ikan saja. "Seiring perkembangan jaman dan informasi juga untuk menjawab kebutuhan pasar, kami gagas Desa Campaka kedepan sebagai sentra produksi talas beneng," tambahnya.

Umbi talas bUmbi talas beneng yang siap diolah menjadi bahan baku dasar makanan olahan (Foto : BUMDes Campaka Mekar)

Secara teknis, lokasi penanaman talas beneng akan dilakukan dilahan perkebunan tanah masyarakat. "Masyarakat yang bergabung menjadi kelompok pembudidaya bakal dibekali permodalan pematangan lahan, benih dan pupuk per hektare senilai Rp55 juta," jelasnya.

Diterangkan Yatna, sejak dari penanaman benih, usia produksi daun dan dahan talas beneng berusia tiga tahun. Pada tahun pertama untuk lahan satu hektare setiap bulan bisa menghasilkan hingga Rp11 juta dan pada tahun ke dua bisa mencapai Rp18 juta.

"Secara estimasi kuantitas pada lahan seluas satu hektare per bulan bisa memanen daun dan dahan sebanyak 20 ton dengan harga per kilogram Rp800" terangnya.

Setelah talas beneng berusia 3 tahun baru diambil umbi sebagai bahan dasar makanan olahan seperti keripik. "Jika umbinya sudah dipanen maka dilakukan lagi peremajaan ulang," pungkas Yatna, Ketua BUMDes Cemapka Mekar Kabupaten Pangandaran. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES