Mahasiswa di Pacitan Raup Untung Berkat Jual Bibit Tanaman saat Musim Penghujan

TIMESINDONESIA, PACITAN – Berkat keuletannya dalam berbisnis, Vika Hengky Vargana (23) warga Desa Ngreco, Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur sukses meraup keuntungan hingga puluhan juta rupiah. Hasil tersebut didapat dari menjual bibit tanaman saat musim penghujan.
Mahasiswa STKIP PGRI Pacitan ini menjalankan bisnis jual bibit tanaman mulai dari kayu hingga buah-buahan seperti sengon, gamelina, indigofera, balsa, akasia, jeruk, mangga, duren, anggur batang dan lainnya. Aktivitas itu dilakukan sambil berkuliah.
Advertisement
Pebisnis muda yang disapa Pika ini menceritakan antusias warga yang menanam pohon dan buah. Dari situ ia mengambil peluang untuk memulai berbisnis dan kini sudah berjalan selama tiga tahun.
"Melihat dari banyaknya permintaan warga yang akan menanam berbagai tanaman, saya langsung mengambil peluang berbisnis jual bibit. Sekitar tahun 2019 mulai merintis. Kebetulan lokasi di sini lereng pegunungan," katanya, Sabtu (12/02/2022).
Terkait bibit, Pika mengaku sempat kesulitan, namun akhirnya ia mendapat relasi seorang petani dari Kabupaten Trenggalek yang khusus budidaya berbagai macam tanaman.
"Dulu saya sempat bingung mendapatkan bibit tanaman, akhirnya saya mendapatkan kenalan dari bapak saya yang berteman dengan petani asal Trenggalek. Alhamdulillah masih berlanjut kerja sama sampai saat ini," terangnya kepada TIMES Indonesia.
Lebih lanjut, Pika menuturkan agar pelanggan tidak kecewa, dipilihnya bibit unggulan berkualitas sebelum dijual di Pacitan.
Vika Hengky Vargana (23) mahasiswa STKIP PGRI Pacitan Raup Untung Berkat Jual Bibit Tanaman saat Musim Penghujan. (FOTO: Tobby Ikhsan Mahendra for TIMES Indonesia)
"Biasanya kalau saya membeli bibit tanaman ke Trenggalek berangkat pagi, sekitar pukul 07.00 WIB. Pukul 10.00 WIB langsung memilih bibit berkualitas unggulan sebelum dijual. Tujuannya supaya pelanggan puas," jelasnya.
Selain itu, cara merawat bibit tanaman juga tidak terlalu sulit. Menurut Pika, sebelum dijual masih didiamkan selama satu hari untuk memulihkan kondisi tanaman saat di perjalanan.
"Sebelum bibit tanaman saya jual di pasar, biasanya saya diamkan satu hari pulih. Karena selama perjalanan dari Trenggalek kondisi bibit bertumpuk rapat di bak mobil pickup supaya muat banyak," ucapnya.
Pika pun berharap ke depan permintaan pasar semakin meningkat agar bisnisnya terus berjalan. "Harapan agar pelanggan semakin banyak. Kalau permintaan meningkat, kan bisnis saya semakin berkembang lagi," ujarnya mengakhiri.
Sementara itu menurut pengakuan Suyadi (48) ayah Pika, saat ini masih terkendala kelangkaan bibit pohon balsa dan kelapa kalimantan. Karena minimnya stok. "Dua jenis bibit tersebut stok dari petani langka. Sedangkan permintaan pasar tinggi," katanya.
Untuk bibit tanaman yang dijual oleh Vika Hengky Vargana sangat bervariatif mulai harga Rp1.500 hingga Rp500 ribu. Dari bisnis tersebut, mahasiswa STKIP PGRI Pacitan kini meraup keuntungan juta rupiah saat musim tanam, yakni memasuki penghujan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rizal Dani |