Ekonomi

Harga Minyak Dunia Melonjak, SPBU di Surabaya Lakukan Sesuaikan Harga BBM

Kamis, 17 Maret 2022 - 18:57 | 71.95k
Kolase tiga SPBU di Kota Surabaya, Kamis (17/3/2022). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Kolase tiga SPBU di Kota Surabaya, Kamis (17/3/2022). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Pekan ini SPBU di Kota Surabaya terus melakukan penyesuaian harga akibat terus melonjaknya harga minyak dunia. SPBU milik Shell dan BP AKR sudah melakukan penyesuaian harga BBM (Bahan Bakar Minyak).

Begitu pula dengan SPBU Pertamina, meskipun hanya BBM dengan RON 98 yang disesuaikan harganya menjadi Rp 14.500 per liter.

Advertisement

Lalu bagaimana dengan BBM jenis lainnya?

Shell Indonesia menyebutkan jika pihaknya melakukan penyesuaian harga dari waktu ke waktu dengan mempertimbangkan berbagai faktor.

Di antaranya adalah harga produk minyak olahan berdasarkan Mean of Platts Singapore (MOPS), volatilitas pasar, nilai tukar mata uang asing, pajak pemerintah dan bea cukai, biaya distribusi dan biaya operasional, kinerja perusahaan serta kepatuhan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang harga jual eceran BBM.

"Saat ini harga kami untuk Shell V Power (RON 95) di wilayah Jawa Timur seharga Rp 14.500 per liter dan Shell Super (RON 92) Rp 12.990 per liter. Sedangkan Shell Diesel diharga Rp 13.150 per liter. Kami akan terus memantau perkembangan situasi yang ada," beber VP Corporate Relations Shell Indonesia Susi Hutapea, Kamis (17/3/2022).

Tak hanya Shell, SPBU BP AKR pun melakukan penyesuaian harga. Di mana BP 95 dijual dengan harga Rp 13.990 per liter dan BP 92 diharga Rp 12.990 per liter sedangkan BP Diesel seharga Rp 12.990 per liter.

Sedangkan Pertamina sendiri menjual Pertamax Turbo (RON 98) diharga Rp 14.500 per liter. Pertamax (RON 92) seharga Rp 9.000 per liter sedangkan Pertamina Dex (Diesel) Rp 13.700 per liter.

Penyesuaian harga ini dilakukan Shell dan BP AKR secara berkala sesuai dengan update harga minyak dunia. Sementara Pertamina sebagai BUMN hanya bisa melakukan penyesuaian harga untuk Pertamax Turbo dan Pertamina Dex.

Sedangkan BBM bersubsidi Pertalite tetap diharga Rp 7.650 per liter. Disparitas harga yang sangat jauh ini membuat warga yang sensitif harga akan beralih kembali ke BBM bersubsidi.

Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengingatkan warga yang mampu untuk tidak membeli Pertalite. Sebab harga produksi Pertalite ditanggung pemerintah. "Masyarakat dengan daya beli yang bagus atau punya uang, jangan beli BBM bersubsidi," ungkapnya.

Bagaimana dengan gap harga Pertamax yang ternyata juga masih disubsidi?

Menurut Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, peningkatan harga minyak mentah dan gap subsidi BBM yang besar, menuntut pemerintah menyiapkan formulasi kebijakan proporsional untuk meminimalkan dampaknya.

Komaidi menegaskan pentingnya meningkatkan produksi minyak dalam negeri. Kondisi tersebut juga menjadi momentum untuk mendorong pengembangan dan pemanfaatan EBT di dalam negeri.

"Mencermati permasalahan yang ada serta dalam kaitannya dengan implementasi kebijakan transisi energi, ReforMiner menilai penyelesaian revisi UU Migas dan penyelesaian penyusunan UU EBT mendesak untuk segera dilakukan," paparnya.

Di sisi lain, ujar dia, keberadaan Pertamina sebagai menyalur BBM bersubsidi juga harus diperhatikan jangan sampai keuntungan perusahaan tergerus karena tingginya gap subsidi pada harga BBM(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES