Ekonomi

Permintaan Beras Organik dari Indramayu Terus Meningkat

Kamis, 31 Maret 2022 - 12:14 | 32.00k
Panen beras organik di Indramayu.(Foto: Diskominfo Kabupaten Indramayu)
Panen beras organik di Indramayu.(Foto: Diskominfo Kabupaten Indramayu)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, INDRAMAYU – Permintaan beras organik dari Kecamatan Kedokanbunder, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat semakin meningkat. Bahkan, permintaannya mencapai 200 ton per bulan.

Menurut Koordinator Penyuluh Pertanian BPP Kecamatan Kedokanbunder, Oyot, besarnya permintaan beras organik tersebut lantaran kesadaran masyarakat akan bahan makanan yang lebih sehat semakin tumbuh. Sehingga,  berbagai produk bahan pangan organik semakin diminati masyarakat.

Advertisement

Namun sayangnya, lanjutnya, permintaan yang cukup besar tersebut belum bisa dipenuhi oleh para petani di Kecamatan Kedokanbunder, lantaran area lahan yang masih belum cukup luas untuk menghasilkan panen tersebut.

"Permintaannya semakin hari semakin meningkat," ujarnya, Kamis (31/3/2022).

Saat ini, lanjutnya, luas areal sawah yang ditanami padi organik di Kecamatan Kedokanbunder baru berada di dua desa, yakni Desa Jayalaksana seluas 2 hektar dan Desa Kedokanbunder Wetan seluas 3 hektar. Beras organik ini diolah tanpa menggunakan pupuk kimia dan harga di pasaran bisa mencapai Rp17 ribu hingga Rp20 ribu per kilogram.

"Nilai tersebut jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan jenis beras dari padi biasa yang menggunakan pupuk kimia," ungkapnya.

Demi terus mengembangkan padi organik tersebut, lanjutnya, pihak BPP Kecamatan Kedokanbunder terus melakukan pengembangan terhadap luas sawah yang akan ditanami padi organik.

"Saat ini baru 5 hektar tapi kita ingin padi organik ini bisa mencapai 47 hektar, diawali dengan para pengurus kelompok tani yang ada di Kecamatan Kedokanbunder terlebih dahulu," tuturnya.

Sementara menurut Camat Kedokanbunder Atang Suwandi, peluang pemasaran beras organik sangat terbuka lebar meskipun beras organik lebih mahal dibandingkan dengan beras biasa. Namun demikian, peluang pasar tersebut belum bisa terpenuhi karena masih sedikitnya petani dan luasan sawah yang menanam padi organik.

Dengan hanya luas areal mencapai 5 hektar di 2 desa, lanjutnya, beras organik yang dihasilkan baru memenuhi kebutuhan dalam daerah. Sementara permintaan dari luar daerah cukup besar.

"Secara bertahap kita dorong untuk pengembangan areal sawah untuk ditanami padi organik," tegas Camat Atang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES