Batik Dahon Ecoprint Asal Pangandaran Tembus ke Belanda

TIMESINDONESIA, PANGANDARAN – Batik dahon ecoprint produk warga Pangandaran tembus ke Negara Belanda. Produk batik dahon ecoprint tersebut diantaranya baju, sepatu, tas, dan topi.

Pengrajin batik dahon ecoprint Elin Herlina mengatakan, bahan batik dahon ecoprint tersebut dari bahan pewarna alami, sedangkan kain yang digunakan berasal dari sutra.

Advertisement

"Motif yang kami produksi antaralain bentuk daun tumbuhan yang ada disekeliling rumah," kata Elin, Rabu (13/4/2022).

Pembuatan cukup rumit dan butuh waktu lama untuk menjadi kain batik. "Pembuatan harus melalui tahapan spuring, pelepasan dari malam atau menutup sebagian ornamen pokok atau ornamen tambahan pada kain batik yang sudah berwarna," tambahnya.

Setelah proses spuring, melalukan tahapan modran atau pewarnaan dan kemudiam tahapan penataan daun jati pada kain.

"Pada tahap penataan kain membentuk motif batik menggunakan bahan daun alami," jelasnya.

Untuk daun yang digunakan dari daun jati, ekaliktus, sobsis dan daun jarak. "Setelah pengecapan motif batik dahon, lalu pengukusan kain. Kemudian didiamkan selama 1 minggu untuk pencucian warna," paparnya.

Setelah kain jadi, bisa dibuat baju, tas dan sepatu, tampilan batik dahon warnanya sangat unik.

Elin memberi harga kain batik dahon Rp350.000 per 2 meter dan kain yang berbahan sutra dijual dengan harga Rp500.000 per 2 meter.

"Penjualan sudah ke Bandung, Bogor, Bekasi, Jakarta ampai Sumatera dan Riau, bahkan sudah ada pesanan dari Belanda," terang Elin.

Harga batik dahon ecoprint yang menjadi sepatu canvas Rp350.000, T-shirt berbahan combed Rp150.000, sepatu kulit Rp400.000 dan topi Rp80.000. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.