Omah Anyaman Bambu Blora Sulap Bambu Jadi Beragam Kerajinan Kekinian

TIMESINDONESIA, BLORA – Sepasang suami istri di Desa Kedung Satriyan Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora, mampu mengubah bambu menjadi 50 ragam jenis kerajinan tangan bambu. Dari kreativitas tersebut, mampu menghasilkan omset belasan juta rupiah perbulan.
Mereka adalah Dian Agus Yulianto dan Susilowati. Mengusung nama Omah Anyaman Bambu Blora, usaha kecil menengah (UKM) yang mulai dikembangkan selama 3 tahun ini, mampu melibatkan belasan tetangga sebagai karyawan saat memiliki pesanan partai besar.
Advertisement
Susilowati mengatakan, ditempatnya kini mengolah bambu menjadi 50 jenis barang. Diantaranya besek, tusuk sate, dunia, anthing, tampah, kaleyak, tempat tisu, kap lampu, tirai, keranjang buah, keranjang kue, buah, tas, kotak prasmanan, tempat ingkung, longsong batik, dan masih banyak lagi.
Sukemi dan Istri turut menjadi tenaga produksi kerajinan bambu yang dikembangkan anak dan menantunya. (Foto: Firmansyah/TIMES Indonesia)
"Paling murah yakni besek makanan, harganya 2 ribu. Paling mahal itu beragam kap lampu hias, harganya diatas 100 ribu," ungkapnya kepada TIMES Indonesia, Minggu (17/7/2022).
Susi sapaan akrabnya melanjutkan, ia siap menerima apapun pesanan kerajinan yang berasal dari bambu. Dirinya mengaku pesanan dan pembeli sudah cukup luas dan dari berbagai daerah.
"Pembeli ada yang dari Rembang, Surabaya, Sleman, Jogjakarta, Bekasi, Bogor, dan lain-lain," ucapnya.
Susi mengaku bahwa dari hasil kreatifitas bambu, keluarganya mendapatkan jutaan rupiah perbulan dan mampu menjadi mata pencaharian pokok. "Omset yang didapat perbulan minimal 10 Juta," jelasnya.
Beragam kap lampu hias hasil produksi Omah Anyaman Bambu Blora. (Foto: Firmansyah/TIMES Indonesia)
Sementara itu orang tua pemilik rumah produksi, sekaligus tenaga bantu produksi atau karyawan, Sukemi mengatakan bahwa di Omah Anyaman Bambu Blora melibatkan 27 karyawan dari tetangga sekitar.
"Kalau ada pesanan partai besar, mereka ikut bantu mengerjakan dirumah masing-masing. Kalau sudah jadi disetor kesini. Kalau ngumpul disini itu sebulan sekali," terangnya.
Sukemi menambahkan ide awal kerajinan Bambu dimulai oleh anaknya yang bernama Dian Agus Yulianto, sekitar 3 tahun silam.
"Dari dulu kalau perihal sentra penghasil kerajinan tangan bambu untuk barang tradisional, di Desa ini sudah dilakukan turun temurun. Namun usai diberi pelatihan oleh Dindagkop Blora yang mendatangkan guru dari Jogja, kini oleh anak saya kemampuan produksi Bambu dikreasikan menjadi banyak ragamnya, sesuai keinginan pasar dan mengikuti jaman," pungkasnya.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rizal Dani |