Ekonomi

Harga BBM Naik, PO Lorena Tetap Optimistis Lampaui Target Pendapatan

Selasa, 06 September 2022 - 14:59 | 58.78k
Managing Director PT Lorena Transport Tbk Dwi Rianta Soerbakti. (Foto: LRNA for TIMES Indonesia)
Managing Director PT Lorena Transport Tbk Dwi Rianta Soerbakti. (Foto: LRNA for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kenaikan harga BBM tak menyurutkan optimisme perusahaan otobus PT Eka Sari Lorena Transport Tbk (PO Lorena) untuk merealisasikan target pendapatan perusanaan. Perusahaan berkode listing LRNA ini pun memasang strategi menghadapi kenaikan itu.

Managing Director PT Lorena Transport Tbk Dwi Rianta Soerbakti menyampaikan, perusahaan tidak mengubah target pendapatan. "Kami tetap optimis. Kami memastikan pertumbuhan kinerja tetap sesuai rencana. Proyeksi pendapatan diharapkan naik 15-20 persen dibandingkan dengan 2021," ucap Rianta.

Advertisement

Apa strategi Lorena? Rianta mengungkapkan, perusahaan saat ini menaikkan tarif bus. Baik untuk semua bus AKAP (antar kota antar provinsi), Transjabodetabek, maupun angkutan bandara. Kenaikan taris di kisaran Rp 30 ribu sampai Rp 40 ribu. Kenaikan dimulai sejak Minggu (4/9/2022) kemarin.

"Kenaikan itu (tarif) sementara kami buat tidak terlalu tinggi. Mengingat daya beli masyarakat yang belum pulih 100 persen. Semua rute AKAP mengalami kenaikan," jelasnya.

PT-Lorena-b.jpg

Dengan kenaikan tarif itu, Rianta yakin dan optimis bisa mencapai target kinerja perusahaan. Tahun 2021, pendapatan usaha LRNA mencapai Rp70,20 miliar, naik 7,92 persen dari tahun sebelumnya Rp65,046 miliar. Dengan kenaikan 20 persen, artinya target pendapatan tahun 2022 sebesar Rp84,24 miliar.

PO PT Eka Sari Lorena Transport Tbk didirikan tahun 1970. Awalnya perusahaan transport itu bernama  CV Lorena.

Dari tahun ke tahun, kinerja perusahaan tumbuh sangat positif. Termasuk bisa keluar dari pandemi Covid-19 yang memukul telak perusahaan transportasi. Itu terbukti dari kemampuan perseroan untuk mampu menekan rugi bersih sebesar 38 persen menjadi Rp 26,47 miliar pada 2021. Yakni dari rugi bersih 2020 senilai Rp 43,03 miliar per 2021. 

Dengan mematok pendapatan hingga Rp14 miliar, perseroan optimistis dapat berbalik mendapat laba bersih pada tahun 2022 ini. 

Optimisme itu didukung tren penumpang yang terus mengalami kenaikan. Ryanta menyebut utilisasi bus sepanjang kuartal I/2022 mencapai 50 persen, sedangkan pada kuartal II/2022 mencapai 80 persen armada. Lalu sepanjang semester I/2022 total armada beroperasi antara 60 persen-65 persen. Dia optimistis utilisasi bus PO Lorena hingga akhir tahun dapat mencapai angka 90%. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES