Ekonomi

Tembus Pasar Dunia, Jaleela Berdayakan Puluhan Penjahit Perempuan Lokal NTB 

Minggu, 25 September 2022 - 14:06 | 109.85k
Jaleela manfaatkan keterampilan ibu-ibu penjahit lokal di Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk menembus pasar luar negeri.(Foto: Dok. Jaleela)
Jaleela manfaatkan keterampilan ibu-ibu penjahit lokal di Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk menembus pasar luar negeri.(Foto: Dok. Jaleela)

TIMESINDONESIA, MATARAM – Tak hanya mengedepankan prinsip sustainable business, brand fashion lokal asal Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jaleela mengupayakan peningkatan perekonomian bagi para penjahit perempuan yang berasal dari kelas ekonomi menengah ke bawah. 

Berdiri sejak 2017 lalu, Jaleela hingga kini telah memperkejakan 70 penjahit perempuan. 

"Harapannya tahun depan bisa menyentuh di atas angka 100 penjahit perempuan," ujar founder Jaleela yang akrab disapa Putri, Minggu (25/9/2022). 

Ia mengatakan, pemberdayaan para penjahit perempuan lokal di NTB dilakukan sejak awal Jaleela didirikan. 

Hal ini, kata Putri, merupakan salah satu cara agar taraf kehidupan masyarakat meningkat serta pengenalan produk fashion lokal asal Indonesia, terutama NTB, lebih dijiwai. 

"Para penjahit perempuan ini dominannya merupakan ibu-ibu penjahit rumahan yang memiliki kemampuan menjahit yang baik namun sulit mendapatkan pekerjaan yang layak," katanya. 

"Dan juga harapannya agar mereka turut mengharumkan nama Indonesia, terutama NTB, bagaimana sih produk lokal yang handmade details serta keunikan yang menonjol itu di mata dunia," imbuh Putri.

Saat ini, Jaleela memiliki 23 desain produk yang terbagi ke dalam 4 kategori. Mulai dari atasan atau top wear atau kebaya yang terdiri dari Runa Top, Sierra Top, Shea Top, Kalina Top, Kamala Top, Malea, Mallory. Top wear ini dikatakan Putri menjadi best seller sejak tahun lalu.

Kemudian, daily wear Jaleela terdiri dari inner (dalaman), serta produk skirt (rok) yang terdiri dari farah skirt dengan motif ethnic bahan katun, rumi skirt dan kiara yang berbahan satin, serta selena skirt, Jemma skirt, dan Tutu skirt yang terbuat dari perpaduan bahan katun dan satin.

"Sejak setahun yang lalu rok berbahan satin menjadi best seller karena ragam warnanya banyak, ada  neutral color, seperti Milo, Cocoa, romantic seperti Lilac, Dusty peach, dan  monochrome seperti Pigeon dan Black," papar Putri.

Produk Tas dan Sepatu

Jaleela.jpgTas yang trendy, salah satu produk dari Jaleela. (Foto: Dok. Jaleela)

Selain menghadirkan beragam motif kebaya handmade yang cantik nan elegan, Jaleela juga meluncurkan produk tas dan sepatu yang menarik.

Produk tas dan sepatu Jaleela tidak hanya memiliki motif dan desain yang khas, namun memiliki inspirasi yang menarik untuk ditelisik.

Uniknya, produk tas dan sepatu ini diproduksi dengan cara memanfaatkan limbah kain kebaya yang sudah tidak kepakai.

"Banyaknya potongan-potongan kain yang tidak digunakan memicu kami untuk mulai memikirkan manfaat dari sisa kain tersebut. Tercetuslah sepatu dan tas, sebagai langkah awal kami untuk mengurangi limbah kain dan mengolahnya menjadi barang yang bernilai jual," papar Putri.

Potongan kain dari sisa bahan perca untuk pembuatan kebaya dan tunik tersebut disulap menjadi sepatu dan tas yang bermotif bunga dan ethnik. Setiap motif yang ada memiliki makna khusus sesuai dengan konsep yang ditentukan.

Produk tas maupun sepatu tersebut menjadi fashion item yang melengkapi set kebaya dan rok dengan pilihan warna yang senada. Hal ini lah yang menjadi perhatian Jaleela, memenuhi kebutuhan customer agar set pakaian yang digunakan menjadi seragam atau matching.

"Penggunaan bahan yang sama antara kebaya, tas, dan sepatu mempermudah customer memiliki penampilan yang matching dengan harga yang masih terjangkau," kata Putri.

Untuk produk tas, saat ini Jaleela memiliki dua tipe, yaitu Sling bag dan Hand bag. Sementara, untuk sepatu, Jaleela menyediakan size atau ukuran dari 36-40.

Pelatihan Menjahit

Jaleela-2.jpgKebaya handmade dari NTB.(Foto: Dok. Jaleela)

Untuk menjaga standar mutu produk, Jaleela juga memberikan pelatihan kepada para penjahit.

Hal ini dilakukan agar produk Jaleela tidak hanya dapat memembus pasar nasional namun juga Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, Brunei, China, dan Taiwan, bahkan pasar Eropa. 

Jaleela juga ke depan memiliki visi dan misi untuk menjadi industri fashion yang bisa membuka lapangan pekerja bagi seluruh kalangan penjahit di NTB. 

Para penjahit pun tidak hanya diberikan kesempatan bekerja dan berkarya, namun diberikan pelatihan dan peningkatan skill menjahit. 

"Kami diberikan kesempatan bekerja, pelatihan juga peningkatan keterampilan," ujar Eka (21) penjahit asal Gegutu, Reban, Lombok Barat. 

Dia mengaku sangat senang bisa bekerja di Jaleela, karena produk-produk fashion yang diproduksi oleh Jaleela tidak hanya mengedepankan keanggunan yang dibuat dengan handmade, namun juga prinsip berkelanjutan dengan memanfaatkan sisa bahan kain bekas menjadi produk-produk bernilai ekonomis yang cantik. 

“Dari tahun 2017 saya mulai bergabung dengan Jaleela. Alhamdulillah, produk Jaleela kini sudah diterima pasar luar negeri. Seperti tas dan sepatu itu dari kain bekas, sisa-sisa bahan kebaya" kata Eka, salah satu penjahit perempuan yang direkrut Jaleela.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES