Ekonomi

UMKM Harus Naik Kelas Agar Bisa Maju dan Bertumbuh

Senin, 19 Desember 2022 - 23:34 | 58.26k
Gunawan, SE, MM, founder SBM consulting menjadi narasumber bagi para pelaku UMKM di Aula Pagadaian Bandung (FOTO: Djarot/TIMES Indonesia)
Gunawan, SE, MM, founder SBM consulting menjadi narasumber bagi para pelaku UMKM di Aula Pagadaian Bandung (FOTO: Djarot/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Agar usaha bisa maju dan “bertumbuh”, pelaku UMKM harus mau mengubah pola pikir usahanya untuk naik kelas. Hal ini dikatakan oleh founder dan CEO dari SBM Consulting, Gunawan, SE, MM.

“Setiap perjalanan UMKM selalu hadapi persoalan dana/modal dan market/pemasaran dan juga mentor,” papar Gunawan kepada TIMES Indonesia, Senin (19/12/2022).

UMKM-1.jpgGunawan memberikan sharing keilmuan strategi dapatkan cuan bagi pelaku UMKM. (FOTO: Djarot/TIMES Indonesia)

Gunawan pun menambahkan bahwa untuk menjadi pelaku UMKM naik kelas itu harus ada tekad dan kemauan sendiri dari para pelaku UMKM. Ia mengatakan jangan sampai UMKM itu usaha maneh kumaha maneh (usaha sendiri, bagaimana maunya sendiri).

“Harus mau menjadi pelaku usaha yang lebih meningkat lagi. Bagaimana inovasinya, bahwa untuk berinovasi itu bagaimana memikirkan yang namanya unique selling point dan value proposition,” jelas Gunawan.

Aspek tersebut, lanjut Gunawan, bisa menjadikan bisnis pelaku UMKM memiliki nilai lebih dibandingkan yang lainnya.

Menurutnya, kendala yang UMKM hadapi adalah aksesibilitas. Dimana ada akses pendanaan dan aksesibilitas market, biasanya untuk meningkatkan kapasitas produksi atau usaha.

Kalau permasalahannya hanya di market, lanjutnya, sebetulnya pihaknya juga sudah membantu bagaimana cara penetrasi marketnya.

“Kita membantu publikasi produknya, kita bantu content creator-nya, kita bantu juga jika ada permintaan dari pihak lain. Kemarin itu contohnya ada negara Papua Nugini yang ingin tahu pengelolaan SBM itu siapa saja pelaku usahanya. Dan, sudah ada yang tertarik terhadap para pelaku usaha tersebut,” ujar Gunawan yang saat ini menangani
sekitar 218 UMKM.

Gunawan pun menjelaskan perihal kelebihan SBM Consulting dalam membantu pelaku UMKM naik kelas adalah dengan mengajarkan pitch dek. Pada aspek tersebut UMKM diberitahu bagaimana cara mencari investor atau penambahan modal bagi usaha yang mereka jalankan.

“Ujungnya dari tahapan Pitch Dek itu adalah mencari pendanaan atau penambahan modal,” tutur Gunawan.

Ternyata, lanjutnya, tidak hanya penambahan modal/pendanaan yang diperlukan. Pada saat proses pembelajaran tersebut, pelaku usaha lebih tahu bahwa usaha yang mereka geluti masih ada kurangnya, apakah dari sisi produknya atau dari sisi branding/marketing.

“Ada sisi yang benar-benar mereka sudah bisa ketahui pada saat proses pembelajaran,” terang Gunawan.

Ketika ditanyakan pelaku UMKM seperti apa yang Gunawan hadapi saat berkonsultasi, ia menegaskan bahwa pelaku ultra mikro dan mikro adalah yang sering berkonsultasi kepadanya. Pengertian dari UMKM itu menurut PP 7 tahun 2021 itu rata- rata sudah masuk kategori mikro.

“Nah, kendala mereka itu lebih ke aksesibilitas pendanaan dan market. Kalau, mengenai produksi, pelaku UMKM itu jago-jago, cuma bagaimana meningkatkan kapasitas produksinya, bagaimana cara meningkatkan pemasarannya dan yang paling penting adalah bagaimana merumuskan model bisnisnya, itu yang mahal sih,” tutur Gunawan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES