Kuasai Kuliner Nusantara, Kiat Chef Asal Bandung Ini Bisa Berlama-lama di Jepang

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Menguasai olah masakan nusantara membuat chef Budi asal Bandung bisa bekerja lama di Jepang. Ia pun mengatakan bahwa kunci suksesnya karena mau terus belajar dan tetap rendah hati.
Berawal lulus sebagai chef di Universitas Pariwisata di Bandung dan menguasai hidangan non Nusantara, chef pemilik Kenji Catering ini pun tak menyangka bahwa kuliner asli Indonesia sangat mengagumkan untuk dipelajari.
Advertisement
Ia menyebut puluhan macam aneka hidangan makanan tiap provinsi tak bisa dikuasai hanya dalam beberapa tahun saja, saking banyak ragamnya.
Dan ia pun merasa beruntung bisa belajar banyak dari orang orang yang bekerja sama dan ditemui selama ini.
"Kalau ada orang yang mengaku bahwa dia bisa menguasai pembuatan masakan Nusantara, masakan nusantara mana? Karena masakan Indonesia itu, dari ujung propinsi Aceh hingga timur begitu banyak ragamnya," ungkap Budi kepada TIMES Indonesia, Selasa (10/01/23).
Ia mencontohlan, di Aceh itu, banyak ragam olahan masakannya. Belum di Sumatera Utara, di Padang, Lampung atau bahkan masakan Sunda.
"Dan masakan Indonesia itu luar biasa kaya. Jadi, kalau ada yang mengaku bisa menguasai membuat masakan Indonesia dari Aceh hingga Papua, itu luar biasa," jelas Budi.
Menurut Budi yang saat ini sebagai pengajar di SMK 9, menguasai atau jago masakan kuliner Indonesia itu sama artinya orang tersebut telah menguasai kemampuan memasak kuliner setengah dunia.
Budi menganggap, memasak masakan India prosesnya bisa cepat. Masakan cina hanya bervariasi di bumbu saja dan muter-muter di situ, berbeda dengan makanan kuliner di Indonesia.
"Masakan Indonesia itu ada yang cenderung memakai bawang. Ada yang pedas, ada yang nggak. Ada yang pake kunyit, ada yang nggak. Ada yang pakai santan ada yang nggak. Itu macam macam jenisnya ," ungkap Budi.
Sebagai chef yang sudah malang melintang ke daerah-daerah bahkan hingga ke Jepang, ia merasa lebih tertantang membuat masakan nusantara.
Itu karena menurut chef yang sudah tinggal di Jepang bertahun tahun sejak 2002 sebagai duta masakan Indonesia hingga 2016 ini, masyarakat di sini akan mudah menilai karyanya karena mereka sudah sehari-hari membuat masakan tersebut.
Chef Budi mengaku sejak awal bekerja, ia tidak bekerja di Bandung, tetapi langsung ke Batam, terus ke Jakarta, Medan, muter-muter di wilayah itu. Jadi, masak masakan seperti masakan Padang, Sunda dan lain-lain, ia lakukan selama bekerja.
"Saya bersyukur bisa bertemu dengan orang orang hebat seperti ibu-ibu yang sudah puluhan tahun menguasai masakan nusantara yang mau mengajari saya soal masakan yang sering ditemui," ujar anggota Indonesia Chef Association (ICA) ini.
Menurut , kalau memasak masakan asing seperti masakan dari Eropa atau Jepang, kalau pun rasanya kurang pas seperti aslinya, masyarakat Indonesia akan menganggapnya biasa saja. Karena mereka bisa jadi tidak terbiasa merasakan masakan luar tersebut.
"Namun, berbeda halnya bila masakan nusantara seperti masakan Padang misalnya yang rumah makannya banyak dimana-mana, tentu akan jadi gak bagus kalau saya memasak masakan tersebut tidak sesuai dengan yang biasa orang orang makan di luaran, misalnya," ulasnya.
Saat ditemui di perhelatan lomba mahasiswa UPI, DIvpantara BOga 2023, UPI Bandung, sebagai narasumber, Budi pun menuturkan bahwa anak anak sekarang harus dikenalkan dengan budaya, filosofi dan sejarah sebuah masakan nusantara itu berasal.
"Sebab dengan mereka, para milenial dan lainnya bisa mengetahui koleksi masakan Nusantara dan historinya, maka para milenial tersebut akan ikut juga melestarikan kuliner nusantara ini," jelas Budi.
Chef Budi memuji bahwa sebenarnya acara lomba seperti ini baik jika sering diadakan baik di kampus ataupun UMKM. Tujuannya agar bisa terus menjaga atau memperkenalkan santapan nusantara kepada umum.
"Anak-anak sekarang tuh bisa jadi hanya tahu makanannya saja sedangkan yang berkaitan dengan sejarah, atau bagaimana membuatnya bisa jadi belum tahu persis dan ini perlu disosialisasikan melalui acara seperti ini," ucap anggota Indonesian Chef Association Bandung ini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |