Ekonomi

Kinerja Positif Perbankan Syariah Dorong Optimisme Peningkatan Inklusi Keuangan Syariah

Kamis, 13 April 2023 - 23:56 | 36.21k
Kegiatan Media Update di Kantor Regional 2 Jawa Barat, Kamis (13/04/23). (Foto : Djarot/TIMES Indonesia)
Kegiatan Media Update di Kantor Regional 2 Jawa Barat, Kamis (13/04/23). (Foto : Djarot/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANDUNGPerbankan Syariah di Jawa Barat dibandingkan perbankan non-syariah/konvensional  memang belum bisa sepesat yang non-syariah. Walau terbilang, masyarakat mayoritas di Jawa Barat adalah muslim tetapi banyak hal yang menjadi aspek mengapa non-syariah lebih maju.

Banyak tersebar cabang dari perbankan konvensional berikut sarana dan prasarana yang mendukung adalah salah satu yang menjadi penyebab konvensional jadi pilihan orang-orang.

Akan tetapi, di tahun ini, perbankan Syariah menunjukkan peningkatan yang lebih baik dibanding sebelumnya. Berharap dengan semakin intensnya sosialisasi dan informasi perihal perbankan syariah kepada masyarakat akan memberikan dampak baik lagi ke depannya. 

“Kinerja Perbankan Syariah Jawa Barat bertumbuh positif dan kontributif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi,” ujar Kepala OJK Regional 2 Jawa Barat, Indarto Budiwitono dalam kegiatan Media Update di Kantor Regional 2 Jawa Barat, Kamis (13/04/23).

Indarto pun menjelaskan bahwa pembiayaan Perbankan Syariah di Februari 2023 tumbuh lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan Kredit Perbankan Konvensional dengan pembiayaan Bank Umum Syariah yang bertumbuh 13,94% (yoy), Unit Usaha Syariah 12,2% dan BPR Syariah 21,9%.

Ia juga mengungkapkan bahwa porsi pembiayaan Perbankan Syariah dibandingkan total pembiayaan/kredit Perbankan Jawa Barat terus mengalami peningkatan bahkan di masa pandemi, yang tercermin dari  peningkatan share dari tahun 2018 s.d. 2023 (Februari) masing-masing sebesar 8,4%, 8,7%, 9,1%, 9,3%, 9,4%, 10,1% dan 10,4%.

Baki debet pembiayaan mencapai Rp.59 triliun, dengan risiko pembiayaan bermasalah atau Non Performing Finance (NPF) yang masih terjaga sebesar 3,08% tutur Kepala OJK Regional 2 Jawa Barat memaparkan.  

Perbankan syariah diproyeksikan akan terus menunjukkan pertumbuhan positif, meskipun masih terdapat beberapa isu strategis serta tantangan yang masih perlu diselesaikan.

Indarto juga menerangkan bahwa berdasarkan Kajian Transformasi Perbankan Syariah yang disusun Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terdapat beberapa isu strategis yang masih menghambat akselerasi pertumbuhan bisnis perbankan syariah.

Antara lain belum adanya diferensiasi model bisnis yang signifikan, kualitas, dan kuantitas SDM yang kurang optimal serta rendahnya tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah. 

Berdasarkan hasil Survey Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) OJK Tahun 2022, menunjukkan tingkat literasi dan tingkat inklusi keuangan syariah nasional berturut-turut sebesar 9,14 dan 12,12% ulas Indarto.

Sementara di Jawa Barat, tingkat literasi dan tingkat inklusi keuangan syariah berturut-turut sebesar 19,74% dan 23,38%.

“Meskipun indeks literasi dan jumlah pengguna produk dan layanan keuangan syariah di Jawa Barat lebih besar dari indeks Nasional, harus terus kita upayakan untuk peningkatan yang lebih tinggi lagi,” tutur Indarto.

“Hal ini  mengingat dengan tingkat inklusi keuangan saat ini sebesar 23%, artinya baru 23 dari 100 masyarakat Jawa Barat yang mengakses produk keuangan Syariah,” terangnya.

Indarto memaparkan bahwa dengan kinerja Perbankan Syariah yang terus bertumbuh dan disertai dengan upaya-upaya literasi keuangan syariah kepada masyarakat dengan bersinergi dengan seluruh stakeholders terkait, ia optimis inklusi keuangan syariah akan turut meningkat.

Arah Pengembangan Perbankan Syariah

 Untuk melanjutkan arah pengembangan perbankan syariah dengan mempertimbangkan berbagai isu strategis, peluang maupun tantangan yang dihadapi, telah disusun Roadmap Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia jelas Indarto.

Road map tersebut hadir dengan membawa visi mewujudkan perbankan syariah yang resilient, berdaya saing tinggi, dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional dan pembangunan sosial ulasnya.

Roadmap ini merupakan langkah strategis OJK dalam menyelaraskan arah pengembangan ekonomi syariah di Indonesia, khususnya pada sektor industri jasa keuangan syariah di bidang perbankan Syariah terang Kepala OJK Regional 2 Jabar ini.

Ia pun menjelaskan bahwa  adapun arah pengembangan Perbankan Syariah untuk 2023 – 2027, yaitu:

  1. Penguatan Identitas Perbankan Syariah, melalui penguatan nilai-nilai syariah, pengembangan keunikan produk syariah yang berdaya saing tinggi, memperkuat permodalan dan efisiensi, serta mendorong digitalisasi perbankan syariah.
  2. Sinergi Ekosistem Ekonomi Syariah, yang mencakup industri halal, sinergi antar lembaga keuangan syariah, kementerian dan lembaga serta meningkatkan awareness masyarakat dalam kerangka ekosistem ekonomi syariah
  3. Penguatan Perizinan, Pengaturan dan Pengawasan Perbankan Syariah, melalui akselerasi proses perizinan melalui adopsi teknologi, pengembangan pengaturan yang kredibel dan adaptif, serta peningkatan efektivitas pengawasan

OJK akan terus mendorong penguatan posisi industri perbankan syariah di tengah persaingan perbankan melalui penerbitan berbagai ketentuan akselerasi transformasi digital disertai dengan sinergi perbankan ungkapnya mengakhiri penjelasan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES