Ekonomi

Terdampak Pandemi, UMKM Sehati Snack Probolinggo Bangkit dengan Cara Ini

Senin, 22 Mei 2023 - 17:45 | 147.57k
Mahfud, owner Sehati Snack sedang memproduksi kemasan camilan bersama karyawannya. (Foto: Abdul Jalil/TIMES Indonesia)
Mahfud, owner Sehati Snack sedang memproduksi kemasan camilan bersama karyawannya. (Foto: Abdul Jalil/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Berdiam diri dan meratapi nasib bukan menjadi pilihan bagi Mahfud (31). Pemilik UMKM Sehati Snack Probolinggo ini mampu membalikkan keadaan bisnisnya yang sempat melorot akibat Pandemi Covid-19.

Bisnis yang dirintis Mahfud sejak 2017 itu, memang mengalami banyak rintangan dan hambatan. Meski sempat naik daun, usaha yang dibangun bersama sang istri Dita Suciani (32), kembali melorot saat Pandemi Covid-19 tahun 2020.

Usaha yang digagas oleh pasangan suami istri ini berupa makanan ringan yang memiliki beberapa varian level pedas. Harga yang ditawarkan setiap kemasan 100 gram senilai Rp 7.000. 

Kondisi pandemi yang keruh saat itu, membuat bisnis camilan milik warga Desa Maron Kidul, Kecamatan Maron ini kembang kempis. Terutama saat pemerintah menerapkan kebijakan PPKM. Sehati Snack yang kala itu menggunakan sistem penjualan door to door, sangat terdampak.

Mobil box bertulisan Sehati Snack itu harus ngandang di garasi rumahnya. Barang jualan banyak mangkrak lantaran tak bisa dikirim ke tempat distributor dan pelanggannya.

Pemasukan bisnis Mahfud mendadak macet kala itu. Sedangkan pengeluaran terus bertambah setiap harinya. Selain produksi, ia harus mengeluarkan gaji untuk 8 karyawannya.

“Saat pandemi itu saya benar-benar terdampak. Nggak bisa kemana-mana. Jualan macet nggak bisa kirim barang. Pengeluaran makin banyak,” jelas Mahfud saat ditemui di kediamannya, Sabtu (20/5/2023).

Mengubah Strategi Penjualan

Sehati-Snack-2.jpgJenis produk olahan UMKM Sehati Snack. (Foto: UMKM Sehati Snack)

Masih di tahun 2020 akhir, Mahfud berinisiatif untuk mengubah pola kerjanya dengan cara berjualan dari rumah memanfaatkan media sosial facebook.

Dari platform itu, Mahfud mulai rajin mengunggah foto produknya ke akun tersebut. Bahkan, grup-grup kuliner yang ada di facebook juga menjadi sasaran promosinya. Baik grup kuliner lokal, maupun luar daerah.

Awal tahun 2021, Pandemi Covid-19 masih belum bersahabat. Tapi Mahfud mulai tersenyum. Ia merasa menemukan jalan baru untuk menjual produknya di market offline berbasis waralaba. Ia bertemu dengan banyak orang baru yang dapat membantu meningkatkan bisnisnya.

“Dari facebook itu saya kenal banyak orang, sampai punya distributor di Lumajang dan Pasuruan. Berkat berjualan dari facebook itu,” papar Mahfud.

Pinjam Uang untuk Modal Awal

Meski penjualan produknya sudah cukup tinggi, namun perputaran uangnya tidak begitu cepat. Sebab produk yang dijual di toko waralaba akan dibayarkan setiap bulan sekali sesuai jumlah barang yang terjual.

Sedangkan Mahfud harus memutar uangnya untuk produksi barang setiap hari. Terlebih lagi, dirinya juga harus membayar gaji 8 karyawannya setiap minggu. Tentu pengeluarannya ini membutuhkan biasa yang tak sedikit.

Jalan satu-satunya, Mahfud memberanikan diri untuk meminjang modal usaha ke Bank BRI pada tahun 2021. Pihak bank pun menawarkan pinjaman ke UMKM Sehati Snack ini senilai Rp 500 juta. Namun, Mahfud hanya mengambil Rp 300 Juta saja sebagai modal usahanya.

Dengan modal itu, perputaran uang usahanya kembali lancar. Ia tetap bisa menggaji karyawannya setiap minggu. Produksinya pun terus bergulir setiap hari. Ia tak lagi perlu khawatir soal modal usaha untuk produktivitas bisnisnya.

“Saya pinjam uang untuk modal usaha itu. Kan usaha saya mau berdiri lagi saat pandemi itu. Bank BRI kasih 500 juta, tapi saya ambil 300 juta saat pandemi itu. Sekarang sudah lunas,” ungkap Mahfud.

Mulai Jajah Dunia Online Shop

Mahfud sudah mencicipi manisnya berjualan via media sosial. Tahun 2022, Ia mencoba berjualan melalui online shop Shopee. Pasar digital itu menjadi nuansa baru bagi Mahfud. Tapi ia tak butuh waktu lama untuk belajar dan beradaptasi.

Dalam waktu singkat, orderan di Shopee berhasil tembus hingga ratusan pcs setiap harinya. Ia dibantu oleh sang istri dan karyawannya untuk menyiapkan pesanan tersebut setiap hari.

“Jadi setiap hari itu produksi 1.000 pcs. 300 pcs ke pelanggan Shopee, 500 pcs ke distributor, 200 pcs ke market offline sini. Cuman perputaran uang paling cepat itu pakai online. Karena transaksinya, barang diterima uang masuk,” jelas Mahfud.

Saat ini, penjualannya pun sudah cukup banyak. Baik melalui penjualan online maupun offline. Bahkan distributor UMKM Sehati Snack Probolinggo ini juga punya akun media sosial dan online shop masing-masing untuk berjualan. Harganya pun sama dengan harga awal. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Muhammad Iqbal
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES