Ekonomi

Transaksi Berjangka Multilateral Berpotensi Dongkrak Ekonomi Indonesia

Rabu, 24 Mei 2023 - 16:24 | 305.26k
Pemeriksa Perdagangan Berjangka Komoditi Ahli Utama Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Sahudi (kanan) saat paparan di Surabaya, Rabu (24/5/2023).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia) 
Pemeriksa Perdagangan Berjangka Komoditi Ahli Utama Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Sahudi (kanan) saat paparan di Surabaya, Rabu (24/5/2023).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia) 

TIMESINDONESIA, SURABAYA – PT International Business Futures (IBF) mengupas tuntas potensi perdagangan berjangka multilateral. Menghadirkan tiga narasumber dalam sebuah acara bertema "Peluang Transaksi Multilateral Dalam Meningkatkan Perekonomian Indonesia" di Surabaya, Rabu (24/5/2023). 

Tiga pembicara tersebut adalah Pemeriksa Perdagangan Berjangka Komoditi Ahli Utama Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Sahudi, Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) Stephanus Paulus Lumintang dan Direktur Utama PT International Business Futures (IBF) Ernawan. 

Staf Ahli Bappebti Sahudi, menjelaskan, transaksi multilateral memiliki peluang dalam meningkatkan perekonomian di Indonesia. Namun, saat ini transaksi multilateral masih tertinggal jika dibandingkan transaksi berjangka bilateral. 

Perdagangan berjangka komoditi sendiri memiliki dua macam jenis transaksi yaitu transaksi bilateral (SPA) dan multilateral. Transaksi bilateral merupakan sistem perdagangan yang berkaitan dengan jual beli kontrak derivatif syariah. Pelakunya adalah penyelenggara sistem pedagang alternatif. 

Sedangkan transaksi multilateral dilakukan banyak orang dalam bursa berjangka dengan berbagai latar belakang. Namun, antara penjual dan pembeli tidak saling mengenal. Perdagangan berjangka sendiri berfungsi sebagai lindung nilai komoditi untuk menghindari kerugian. Petani, distributor, agen, eksportir perlu mempertimbangkan penggunaan lindung nilai ini. Karena, transfer kerugian bisa dilakukan pada spekulator atau market maker pemain bursa sebagai pemilik dana besar. 

"Konsep lindung nilai pada bursa berjangka sangat penting," jelas Sahudi. 

Ia menjelaskan, lindung nilai dapat menghindari risiko kerugian akibat perubahan harga komoditi ke depan yang tidak diinginkan melalui lindung nilai (hedging) di bursa berjangka komoditi. Manfaat lain adalah mendapatkan komoditi sesuai kuantitas dan kualitas maupun harga dan kemudahan kredit perbankan. 

"Belum banyak masyarakat yang tahu konsep lindung nilai dari komoditi yang akan dibeli maupun dijual. Oleh karena itu, mari kita sebarluaskan konsep lindung nilai ke nasabah," kata Sahudi. 

Lindung nilai adalah teknik strategi trading yang dilakukan untuk melindungi dana yang akan digunakan oleh trader dari fluktuasi nilai tukar yang merugikan. 

Sementara fungsi perdagangan berjangka komoditi khususnya transaksi multilateral antara lain bisa sebagai sarana pengalihan atau transfer risiko kerugian akibat perubahan harga komoditi yang tidak diinginkan melalui kegiatan lindung nilai (hedging) di bursa berjangka. 

Jenis komoditi yang dapat dijadikan subjek kontrak dalam bursa berjangka meliputi komoditi hasil pertanian dan perkebunan, komoditi hasil industri, komoditi hasil kelautan dan perikanan serta komoditi hasil pertambangan dan energi. 

Kemudian juga sarana investasi bagi pemilik modal yang berani mengambil risiko (spekulator) dari perubahan harga komoditi di bursa berjangka, sebagai sarana pembentukan harga (price discovery) dan harga referensi (reference price) yang wajar, transparan, objektif dan efisin. 

Serta sebagai sarana penciptaan lapangan kerja, penyerapan tenaga kerja pertumbuhan sektor perdagangan dan meningkatkan aktivitas dan nilai perekonomian. 

Berdasarkan catatan Bappebti, Sahudi mencontohkan PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) merangkum total transaksi multilateral mencapai Rp74,57 triliun pada 2023. Angka itu meningkat dari capaian tahun-tahun sebelumnya. 

Senada, Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) Stephanus Paulus Lumintang menjelaskan, bursa di Indonesia bukan hanya bursa saham. Namun juga ada bursa berjangka. PT BBJ sendiri merupakan bursa berjangka pertama di Indonesia dan inovatif. 

Pertumbuhan transaksi BBJ atau Jakarta Futures Exchange (JFX) dari tahun ke tahun sangat luar biasa dan tertinggi pada 2022 kemarin. 

Stephanus Paulus Lumintang mengungkapkan pertumbuhan transaksi komoditi di JFX terus tumbuh dengan total transaksi multilateral dan Penyaluran Amanat Luar Negeri (PALN) mencapai 1,065,455 lot per 18 Mei 2023. 

“Kinerja volume transaksi tahun ini naik sekitar 80% dari pencapaian tahun 2022 di periode yang sama,” ungkapnya. 

"Kami memiliki keyakinan pasar berjangka akan lebih jauh bertumbuh sewaktu-waktu," sambung Paulus. 

Hal itu didukung oleh kekayaan alam di Indonesia. JFX membidik potensi tersebut. Karena saat ini banyak pemain komoditi percaya pada underlyng contract dan dalam waktu dekat JFX juga tengah mengembangkan sayap ke luar negeri. 

"Project yang sedang kami fokuskan ada satu itu terkait emas," jelas Paulus. 

Bicara soal komoditi emas, Paulus merinci pencapaian JFX dalam mendorong transaksi komoditi produk primadona dalam transaksi multilateral ini. 

"Emas berkontribusi 60% pada volume transaksi multilateral. Selain emas, produk yang juga banyak diminati oleh traders adalah Olein, khususnya kontrak berjangka Olein 100kg yang diluncurkan pada akhir Agustus 2022," terangnya. 

Petani Perlu Pertimbangkan Hedging 

Ia mengatakan, para petani dan industri perkebunan seharusnya mengikuti price discovery dan hedging (lindung nilai) agar mereka bisa memantau perubahan harga pasar sewaktu-waktu. 

Petani dan pelaku usaha bisa langsung mengunci potensi potensi keuntungan tanpa peduli perubahan harga. "Berbisnis adalah bagaimana cara kita mendapatkan keuntungan," ungkap Paulus.

Ia menegaskan, bursa sama sekali tidak mendapatkan untung dari setiap aktivitas transaksi. Karena, prinsip dasar sebuah bursa sebagai sarana dan pra sarana fasilitator. Paulus menegaskan, bursa bukanlah bandar. 

"Bursa tidak mendapatkan untung, hanya fee transaksi. Klien atau nasabah adalah bagian yang diuntungkan. Sedangkan bursa berjangka hanya mendapatkan komisi," ucapnya. 

Sementara itu, Direktur Utama PT PT International Business Futures (IBF) Ernawan mengatakan, IBF merupakan perusahaan pialang berjangka sejak 2005 dengan kantor pusat di Bandung dan telah memiliki empat kantor cabang. Yakni Kantor Cabang IBF Purwokerto, Pekanbaru, Palembang dan Surabaya. 

Saat ini IBF tengah proses perizinan untuk membuka tiga kantor cabang lagi di Bali, Makassar dan Semarang. 

Ernawan mengungkapkan, perdagangan berjangka berdasarkan UU Nomor 10 Tahun 2011 merupakan perusahaan yang dapat menarik margin. "Sangat jarang perusahaan yang bisa menarik margin," kata Ernawan. 

Kinerja transaksi bilateral IBF pada tahun 2021 total 160.147.40 lot. Tahun 2022 mengalami kenaikan signifikan sebesar 339.668.60 lot dan hingga April 2023 sebesar 99,985.40 lot. 

Sedangkan transaksi komoditi (multilateral) pada 2021 sebesar 24,744 lot. Pada tahun 2022 sebesar 26,209 lot dan 2023 mencapai 8000 lot. "Tahun ini merupakan rekor tertinggi," ungkap Ernawan. 

Hingga April 2023, total transaksi IBF mencapai 107.985 lot dengan kontribusi produk komoditi/multilateral mencapai 7,4%. "Di akhir tahun kontribusinya kami ingin kejar hingga 10%” tandas Ernawan. 

Produk komoditi IBF adalah emas dan kopi, sementara yang paling banyak ditransaksikan adalah emas. Pada tahun 2024 mendatang, perusahaan juga berencana menambah koleksi produk komoditi Olein. 

“Kami berharap dalam 5 tahun ke depan, porsi transaksi multilateral di IBF bisa mencapai 30% dari total transaksi sekarang,” terang Ernawan.

Mengenai target di tahun 2023, IBF masih optimistis mematok pertumbuhan 50% dari total transaksi tahun 2022 yang mencapai 365.877 lot. 

Pemulihan Covid-19 menjadi tenaga baru bagi Perusahaan untuk mengejar jumlah transaksi dan nasabah baru. Seiring dengan dimulainya kembali tatap muka sehingga proses edukasi kepada nasabah menjadi lebih baik.

Ernawan mengatakan bahwa sebagai perusahaan pialang berjangka lokal, IBF terus berperan aktif meningkatkan transaksi multilateral di bursa berjangka. Termasuk, mendukung target Bappebti dalam mendorong terbentuknya price reference untuk berbagai komoditi di Indonesia. 

Sejarah perdagangan berjangka komoditi dimulai dari transaksi perdagangan berjangka komoditi pada abad ke-18 di Chicago, Amerika Serikat. Dari sanalah cikal bakal transaksi multilateral berkembang hingga sekarang.

Ada sejumlah pihak dalam transaksi perdagangan berjangka komoditi. Meliputi bursa berjangka, kliring berjangka, pialang berjangka, pedagang berjangka dan nasabah. Mereka memiliki fungsi masing-masing. 

Sebagaimana diketahui, PT International Business Futures (IBF) mengupas tuntas potensi perdagangan berjangka multilateral. Menghadirkan tiga narasumber dalam sebuah acara bertema "Peluang Transaksi Multilateral Dalam Meningkatkan Perekonomian Indonesia" di Surabaya, Rabu (24/5/2023). 

Tiga pembicara tersebut adalah Pemeriksa Perdagangan Berjangka Komoditi Ahli Utama Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Sahudi, Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) Stephanus Paulus Lumintang dan Direktur Utama PT International Business Futures (IBF) Ernawan.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES