Ekonomi

Budidaya Sayur Hidroponik, Pria Asal Jombang 'Panen Cuan' Jutaan Rupiah

Sabtu, 27 Mei 2023 - 15:04 | 167.73k
Jakub Deki Sebayang saat memanen sayur yang di tanam dengan sistem hidroponik di pekarangan rumahnya di Dusun Pucangrejo, Desa/Kecamatan Wonosalam, Jombang, Sabtu (27/5/2023). (FOTO: Rohmadi/TIMES Indonesia)
Jakub Deki Sebayang saat memanen sayur yang di tanam dengan sistem hidroponik di pekarangan rumahnya di Dusun Pucangrejo, Desa/Kecamatan Wonosalam, Jombang, Sabtu (27/5/2023). (FOTO: Rohmadi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Di tengah semangat untuk mengembangkan pertanian modern dan berkelanjutan, seorang warga Kabupaten Jombang bernama Jakub Deki Sebayang, telah menunjukkan kesuksesannya dalam budidaya sayur hidroponik

Dengan ketekunan dan inovasi, Jakub berhasil mengembangkan usaha budidaya sayur hidroponik di Dusun Pucangrejo, Desa Wonosalam, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang. 

Jakub, seorang petani yang berusia 40 tahun, mulai tertarik dengan konsep budidaya sayur hidroponik beberapa tahun yang lalu. Dia melihat potensi besar dalam metode ini, terutama dalam hal penggunaan air yang lebih efisien, pengendalian lingkungan yang lebih baik, dan produksi sayuran yang lebih bersih dan sehat. 

"Awalnya, saya belajar dan melakukan penelitian intensif tentang budidaya sayur hidroponik. Mulai mempelajari berbagai teknik, mengikuti pelatihan, dan berkonsultasi dengan para ahli di bidang ini," katanya kepada TIMES Indonesia, Sabtu (27/5/2023). 

Dengan tekad yang kuat dan pengetahuan yang diperolehnya, Jakub mulai membangun greenhouse di lahan miliknya untuk memulai usaha budidaya sayur hidroponik. 

Proses awal tidaklah mudah bagi Jakub. Namun, dengan dedikasi dan kerja kerasnya, dia berhasil mengatasi berbagai tantangan teknis yang muncul selama proses pembangunan greenhouse dan dalam menjaga kondisi ideal untuk pertumbuhan tanaman.

Jakub-Deki-Sebayang-a.jpg

Dari kerja kerasnya, Jakub berhasil menghasilkan berbagai jenis sayuran yang berkualitas tinggi seperti selada, bayam, kangkung, dan lainnya. Produk-produknya memiliki permintaan yang tinggi di pasar lokal karena kualitasnya yang segar, bebas pestisida, dan memiliki masa simpan yang lebih lama. 

Keberhasilan Jakub dalam budidaya sayur hidroponik tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi masyarakat sekitarnya.

Dia memberikan pelatihan kepada petani lain tentang teknik budidaya sayur hidroponik, berbagi pengetahuan dan pengalamannya untuk meningkatkan kemampuan petani lokal dan mendorong perkembangan pertanian modern di daerah tersebut. 

Terhitung satu kali panen, Jakub bisa mendapatkan 2 kwintal sayur jenis sawi dengan jumlah 1820 lubang tempat tanaman hidroponik.  "Sekali panen 2 kwintal, dengan hasil pendapatan kurang lebih Rp 7 juta," bebernya. 

Sementara penjualan hasil sayur hidroponik milik Deki itu, baru bisa terjual di wilayah provinsi Jawa Timur dengan harga Rp 25 ribu perkilogram.  "Untuk sementara ini masih terjual di wilayah terdekat yakni seputaran Kabupaten Jombang, Surabaya dan sekitarnya," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES