Bertahun-Tahun Merintis, Kakak-Beradik di Probolinggo Sukses Berjualan Nasi Arab di Online Shop

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Nasi arab sudah tak lagi menjadi makanan yang asing dengan lidah masyarakat Indonesia. Rasanya yang lezat banyak diminati berbagai kalangan. Di Probolinggo, Jawa Timur, kuliner ini dimiliki oleh sepasang kakak-beradik.
Kuliner nasi arab milik kakak-beradik itu bernama Al-Fazza 99, yang dikelola oleh sang kakak, Intan Cahya Kurniasari dan sang adik, Mira Permata Sari. Keduanya tinggal di Desa Selogodik Wetan, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo.
Advertisement
Munculnya Inspirasi Bisnis
Bisnis kuliner yang dikembangkan oleh pasangan kakak beradik itu dimulai dari sebuah acara besar 6 tahun lalu. Dalam acara itu dihadiri oleh tamu asal India yang ingin menikmati jamuan makanan khas Timur Tengah. Sehingga muncullah inspirasi untuk memulai bisnis nasi biryani tersebut.
Sejatinya nasi biryani merupakan produk matang yang telah diolah dan dimasak. Bahan dasar yang digunakan berupa beras basmati yang dicampur dengan rempah-rempah khusus sesuai selera masing-masing.
Sebelum bisnis kulinernya sebesar ini, kata Intan Cahya Kurniasari, banyak halangan dan rintangan yang dihadapinya dulu. Bahkan, sebelum mereka menemukan karakter rasa di produknya. Mereka sudah mencoba berbagai racikan rempah-rempah dan bumbu alami. Hingga akhirnya ditemukan semua cita rasa khusus yang menunjukkan karakter rasa milik Al-Fazza 99.
“Kami campur ini dan itu dulu. Rasanya aneh-aneh. Tapi kami coba terus sampai menemukan rasa yang pas sesuai selera kami. Dan kami jadikan itu sebagai karakter rasa dari Al-Fazza 99 yang kami yakin tidak akan sama dengan rasa lainnya,” jelas wanita lulusan Pasca Sarjana Ekonomi dan Bisnis itu.
Ramuan bumbu khusus yang diracik oleh tangan kakak-beradik itu membuat rasa nasi arab ini semakin tak ada lawan. Racikan rempah-rempah inilah yang membuat cita rasa nasi arab milik Al-Fazza 99 sangat diminati banyak kalangan. Apalagi, di setiap nampan yang disajikan, dipenuhi dengan berbagai lauk sedap yang sangat memanjakan mata dan selera.
Berjualan di Online Shop
Produk Al Fazza 99 jenis kemasan atau produk mentah dari nasi arab. (Foto: Abdul Jalil/TIMES Indonesia)
Kuliner Al-Fazza 99 ini memiliki dua produk, yaitu nasi arab matang yang siap antar dan beras basmati yang dikemas dalam kemasan plastik.
Bagi pembeli di wilayah Probolinggo, produk dari Al-Fazza 99 itu dapat dinikmati dengan matang. Artinya pembeli sudah menerima makanan siap santap. Untuk luar daerah, dapat mencicipinya dengan produk mentah yang telah dikemas untuk pemesanan luar daerah, hingga luar pulau.
Kakak-beradik ini memulai penjualannya di online shop Shopee. Produk yang dijual di toko online itu berupa kemasan beras basmati dengan berbagai varian rasa Biryani, Kabsah, Mandhi, Kebuli, Bukhari.
Bahkan hingga saat ini, produk basmati Al-Fazza 99 sudah memiliki banyak reseller di luar daerah. Salah satunya daerah aceh, sulawesi, makassar, NTB, Jawa dan papua.
“Dari perorangan hingga kelompok yang pesan. Dari kalangan perkantoran dan pesantren juga ada. Harganya bervariasi, dari Rp 40 ribu hingga Rp 350 ribu. Tergantung permintaan,” ungkap sang kakak.
Akan tetapi, untuk pemesanan produk matang, harus dilakukan minimal satu hari sebelumnya. Menurut Mira Permata Sari, produk matang seperti nasi kabsah, nasi biryani dan lainnya tidak bisa dibuat dalam waktu singkat. Karena prosesnya memang membutuhkan waktu yang cukup lama dan butuh hati-hati. Agar cita rasa yang dihasilkan benar-benar nikmat dan lezat.
“Nasi ini aman untuk dikonsumsi oleh penderita penyakit hipertensi dan diabetes. Kami tidak menggunakan bahan MSG atau garam. Kenikmatan rasa itu murni dari racikan rempah-rempah alami tanpa paduan susu maupun lemak lainnya. Bahkan bisa untuk diet,” kata wanita kelahiran 7 Juli 1998 tersebut.
Sempat Jatuh Bangun
Sebelum usahanya di atas awan seperti saat ini, bisnis kakak-beradik itu pernah mengalami jatuh bangun. Persoalan yang dikatarinya cukup berwarna, salah satunya persoalan modal produksi pada tahun 2021.
Pandemi covid-19 memberikan dampak pada usahanya. Penjualan tersendat lantaran PPKM yang ditetapkan pemerintah. Bahkan produk yang dikirim ke reseller tak bisa lancar. Akibatnya perputaran modal juga turut terdampak.
“Biasanya uangnya diputar lagi. Karena pandemi itu jadi agak susah. Perputarannya lama. Pengiriman ke reseller juga terkendala. Sedangkan permintaan terus bertambah,” ungkap sang adik.
Akhirnya, kakak-beradik itu memutuskan untuk meminjam modal usaha ke BRI melalui program Kredit Usaha Rakyat. Pinjaman modal yang diberikan senilai Rp 25 juta. Modal itu digunakan untuk membeli kebutuhan usahanya.
“Beruntung waktu itu pinjamannya cepat, kalau tidak salah sekitar 3 hari udah keluar. Langsung kami putar untuk bayar tanggungan ke pedagang, beli rempah-rempah, kemasan produk hingga bahan bakunya,” paparnya kakak-beradik ini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Muhammad Iqbal |
Publisher | : Rizal Dani |
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.