Kontribusi Pembiayaan Machinery BFI di Jatim Capai 20 Persen

TIMESINDONESIA, SURABAYA – PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) kembali hadir dalam pameran Surabaya Printing Expo (SPE) pada tahun ini.
Pameran SPE 2023 sendiri berlangsung mulai 20-23 Juli mendatang di Grand City Convex Surabaya.
Advertisement
BFI menawarkan pembiayaan atau nilai kontrak minimal Rp100 juta bagi para pelaku usaha percetakan dengan tenor 12 bulan hingga 3 tahun. Syarat jaminan berupa invoice, data legalitas dan data keuangan perusahaan.
BFI Machinery Product Manager Abi Gayuh Sopana, Machinery Product Head Amelia Tjahjadi dan Area Manager BFI Finance Surabaya optimistis kehadiran mereka dalam pameran ini dapat mendorong geliat industri percetakan di Jatim dan Indonesia Timur.
Amelia mengatakan, momen ini merupakan kesempatan bagi BFI untuk hadir sebagai leasing dalam bidang industri machinery bersama dengan suplier mitra dalam waktu dua tahun berturut-turut.
BFI sendiri tidak menargetkan angka tertentu pembiayaan karena lebih fokus pada pengembangan branding.
"Kontribusi machinery secara nasional mencapai 1,8 persen dari total keseluruhan portofolio pembiayaan BFI," kata Amelia, Kamis (20/7/2023).
Pembiayaan machinery tersebut didominasi oleh printing dengan angka kontribusi sekitar 35-40 persen dan manufacturing 45 persen. Mulai dari skala UMKM hingga korporasi. Sementara secara volume, pembiayaan UMKM di angka 40 persen dan korporasi 60 persen.
Pengunjung melihat-lihat mesin percetakan saat Pameran Surabaya Printing Expo 2023 di Grand City Convex, Kamis (20/7/2023). (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Amelia juga menjelaskan, permintaan pembiayaan machinery BFI cukup besar linier dengan geliat pertumbuhan ekonomi sejak 2022 hingga semester pertama tahun ini. Terbukti catatan perusahaan dari kuartal I 2022 dan kuartal I 2023 tak jauh berbeda alias tetap on the track.
"Secara pertumbuhan angka machinery dari tahun ke tahun tetap terus membaik on the track secara pencapaian. Kontribusi pasar machinery Jatim cukup bagus tak jauh beda dari tahun lalu. Yakni sekitar 20 persen. Jatim merupakan pasar potensial bagi BFI," lanjut Amelia.
Ini sekaligus memupuk harapan kembali seiring pemulihan ekonomi terutama sektor UMKM dan ekonomi kreatif yang membutuhkan mesin percetakan. Kendati selama dua tahun terakhir sempat melambat karena pandemi Covid-19.
"Memang kami multifinance. Kesempatan ini bisa menjadi ajang untuk kami bisa meningkatkan portofolio kami di dalam pembiayaan di sektor mesin," jelasnya.
BFI sendiri menyasar lima sektor industri potensial. Seperti percetakan, manufacturing, food and beverage, laundry dan alat kesehatan.
Dalam pameran SPE 2023 ini, BFI tidak mematok target muluk-muluk karena sudah membidik nasabah para supplier mitra.
"Makanya kami cukup aktif melakukan branding dan menjalin kerja sama kepada supplier kemudian juga ada paket promo marketing yang cukup menarik agar bisa mendapat market baru juga," kata dia.
Sementara itu, BFI Machinery Product Manager Abi Gayuh Sopana menambahkan, acara pameran teknologi mesin percetakan tersebut merupakan salah satu upaya penguatan ekosistem industri sesuai visi perusahaan.
Secara umum pelaku industri hari ini dituntut untuk bisa menjangkau teknologi seperti halnya industri cetak hari ini. Banyak tawaran kemajuan baru mulai dari teknologi cetak digital hingga cetak 3D.
Tahun 2023 sekaligus bisa jadi angin segar di industri kreatif setelah dua tahun lalu pandemi khususnya percetakan.
Hal ini ditandai dengan meningkatnya permintaan cetak kemasan, acara indoor, outdoor, garment sublime, hingga souvenir. Harapannya agar industri yang terus tumbuh dan berkembang secara kebaruan teknologi.
Adapun salah satu faktor yang mendukung industri percetakan di Indonesia terus tumbuh antara lain adalah semakin berkembangnya sektor usaha kecil menengah (UKM).
Di mana hari ini banyak UKM yang diinisiasi oleh masyarakat terus tumbuh dan makin banyak jenis serta pilihan usaha mulai makanan dan minuman hingga produk inovasi yang memerlukan sentuhan industri percetakan untuk memperkuat branding produk.
Untuk mendukung hal tersebut, BFI Finance hadir dalam layanan pembiayaan mesin yang memberikan kemudahan dengan skema persetujuan cepat 5 hari, tenor hingga 36 bulan.
"Skema pembiayaan ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang baik terhadap pertumbuhan industri dan daya saing yang sehat," katanya.
Hadir sebagai perusahaan pembiayaan mesin sejak 2014, BFI Finance berkomitmen memberikan pelayanan mudah, cepat dan terpercaya. BFI juga terus memberikan pelayanan konsumen hingga ke seluruh Indonesia.
"Selain mesin printing, BFI Finance juga melayani pembiayaan mesin supporting (generator set & compressor), industri textille and garment hingga kebutuhan industri manufaktur dan merambah ke sektor industri alat kesehatan hingga IT Equipment," ungkapnya.
Apalagi, teknologi percetakan digital telah merevolusi industri percetakan dengan kemampuannya untuk menghasilkan cetakan berkualitas tinggi dalam jumlah kecil hingga sedang.
Mesin cetak digital kini telah dilengkapi dengan teknologi canggih, yang memungkinkan personalisasinya lebih baik, fleksibilitas produksi, dan waktu respon yang cepat.
Kemajuan ini yang kemudian mengubah ekosistem dunia usaha percetakan. Oleh karena itu, BFI Finance mendorong pelaku usaha percetakan agar dapat mengakses atau memiliki mesin-mesin cetak modern yang hari ini telah dilahirkan sehingga para pelaku usaha percetakan menjadi bagian dari kemajuan teknologi tersebut.
“Revolusi teknologi dalam industri percetakan ini sudah terjadi," sambung Area Manager BFI Finance Surabaya Bambang Hartoyo.
BFI Finance sebagai perusahaan pembiayaan ingin mendorong para pelaku usaha percetakan, dari percetakan offset dan fleksogram tradisional ke mesin percetakan offset dan fleksograf yang lebih canggih.
Maka dari itu, BFI Finance hadir dalam Pameran Surabaya Printing Expo (SPE) 2023 yang diselengarakan di Grand City Surabaya, dari tanggal 20 hingga 23 Juli 2023.
Pameran ini menampilkan mesin-mesin percetakan dalam objek tiga dimensi, atau percetakan 3D. Mesin cetak 3D dapat mencetak objek tiga dimensi dari berbagai material, mulai dari plastik hingga logam.
Teknologi ini tidak hanya memberikan kecepatan dan efisiensi, tetapi juga pada kebutuhan manufacturing yang bersifat massal hingga yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan individu.
"Ini adalah kemajuan yang harus direspon dan pelaku industri harus dapat mengaksesnya,” ujar Bambang Hartoyo.
Melalui pembiayaan secara inklusif bagi pelaku usaha percetakan, lanjutnya, BFI mendorong agar pemanfaatan inovasi teknologi ini dapat memberikan kesempatan dan pertumbuhan yang berkelanjutan bagi ekosistem dunia percetakan di Indonesia.
Dalam kesempatan pameran ini, BFI Finance memberikan kemudahan pembiayaan promo bunga 0% bagi pelaku usaha yang memperbaharui teknologi mesin cetaknya, dengan catatan semua persyaratan sudah lengkap dan sesuai.
Promo ini berlaku untuk pembelian unit di supplier yang sudah bekerjasama dengan BFI Finance dan promo bunga diperuntukan untuk tahun pertama pembiayaan dengan periode pengajuan 20 Juli hingga 20 Oktober 2023. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.