Ekonomi

83 Juta Pekerjaan Diprediksi Hilang, Apa Langkah Pemerintah?

Jumat, 21 Juli 2023 - 11:53 | 79.22k
Para pencari kerja yang datang dalam acara Job Fair yang diadakan oleh UM di Gedung Sasana Krida UM, Rabu (24/5/2023). (Foto: Achmad Fikyansyah/Times Indonesia)
Para pencari kerja yang datang dalam acara Job Fair yang diadakan oleh UM di Gedung Sasana Krida UM, Rabu (24/5/2023). (Foto: Achmad Fikyansyah/Times Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher mempertanyakan langkah pemerintah dalam menghadapi potensi hilangnya jutaan lapangan kerja beberapa tahun ke depan sebagaimana disampaikan World Economic Forum (WEF). 

WEF dalam The Future of Jobs 2023, diketahui memprediksikan jika 83 juta pekerjaan akan hilang pada tahun 2027 mendatang. Hal itu karena adanya digitalisasi hingga pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat.

Advertisement

"Saat ini negara-negara lain sudah memikirkan dan mempersiapkan langkah untuk menghadapi ancaman tersebut. Bagaimana dengan kita? Semoga pemerintah Indonesia tidak anteng-anteng saja menghadapi realita tersebut," kata Netty dikutip laman DPR, Jumat (21/7/ /2023). 

"83 juta pekerjaan diprediksi hilang, namun menurut WEF akan ada 69 juta pekerjaan baru yang muncul dengan tuntutan pengetahuan dan keterampilan khusus. Hal ini harus menjadi perhatian serius pemerintah untuk mempersiapkannya," lanjut politisi Fraksi PKS ini.

Mengutip laporan WEF, Netty mengatakan penurunan pasar tenaga kerja akan lebih besar pada sektor rantai pasok dan transportasi, diikuti sektor media, hiburan, dan olahraga. Gangguan yang lebih kecil akan dialami oleh industri manufaktur, termasuk ritel dan grosir barang konsumer.

"Apakah sistem pendidikan kita sudah link and match dengan hadirnya lapangan pekerjaan baru tersebut yang diprediksi lebih terdigitalisasi? Jangan sampai kita sebagai negara berkembang ketinggalan dalam merespon perkembangan dunia tenaga kerja," katanya.

Netty juga meminta agar pemerinah memetakan ulang potensi lapangan kerja di luar negeri. 

"Salah satu kelebihan Indonesia adalah bonus demografi berupa surplus anak muda dan tenaga produktif. Bagaimana langkah pemerintah dalam mengoptimalkan tenga kerja produktif tersebut untuk mengisi kebutuhan-pekerjaan di luar negeri. Tentunya kita ingin tenaga kerja terlatih dan terdidik yang siap dikirim ke luar negeri, bukan sebaliknya," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES