Ekonomi

Penjual Batu Akik di Malang 'Diserbu' Kalangan Pelajar

Kamis, 31 Agustus 2023 - 15:35 | 83.92k
Berbagai macam Batu Akik yang dijual di kawasan Jalan Majapahit, Kota Malang. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Berbagai macam Batu Akik yang dijual di kawasan Jalan Majapahit, Kota Malang. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANGBatu akik yang identik digemari oleh para orang tua atau lansia (lanjut usia) ternyata juga menjadi primadona di kalangan remaja, khususnya pelajar.

Hal itu diakui oleh salah satu penjual batu akik di Malang bernama Soleh (61). Ia mengatakan, banyak pelanggannya justru dari kalangan pelajar mulai dari siswa hingga mahasiswa.

Advertisement

"Sering sekali anak-anak muda beli batu akik di saya. Mulai dari pelajar usia sekitar 15 tahun sampai mahasiswa usia kisaran 25 tahun," ujar Soleh, Kamis (31/8/2023).

Dari banyaknya pelajar yang datang ke tempatnya untuk berburu batu akik, rata-rata mereka beli untuk koleksi sebagai hobi. 

Hal ini ternyata menjadi hobi baru bagi mereka para remaja. Sebab, selama ini batu akik identik dengan hobi para orang tua di usia 50 tahun ke atas.

"Mereka senang. Ya beli buat hobi katanya. Jadi gak cuma orang tua saja," ungkapnya.

Bahkan, Soleh mengaku memiliki pelanggan setia sejak masa kuliah hingga sekarang telah lulus kuliah. Pelanggannya tersebut merupakan mahasiswa asal Universitas Brawijaya (UB) Malang.

"Saya punya pelanggan mahasiswa sampai sekarang sudah lulus. Mulai tahun 2012 sampai sekarang. Dulu dia kuliah di UB, orang Malang juga," tuturnya.

Banyak jenis Batu Akik yang ia jual. Mulai dari harga normal kisaran Rp300 ribu hingga puluhan juta pun ia punya.

Rata-rata jenis batu akik yang menjadi favorit selama ini, yakni Pirus, Zamrud, Blue Safir, Ruby Prima hibgga Bulu Macan.

"Paling banyak ya Pirus, Yaman, Safir sama Ruby. Ini banyak dicari kolektor," katanya.

Di sisi lain, ia menceritakan bahwa dulunya di Malang pernah memiliki ikon baru batu akik yang ditemukan di kawasan Dampit, Kabupaten Malang.

Namun, saat ini batu akik tersebut cukup langkah, karena pencariannya dihentikan karena sudah dilarang dan berpotensi merusak alam.

"Warnanya hijau lumut. Ditemukan dua tahun lalu kalau gak salah. Sekarang sudah gak boleh, karena kalau digali terus rusak," tandasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES