Ekonomi

Pentingnya Artificial Intelligence dalam Pengembangan Bisnis UMKM

Rabu, 06 September 2023 - 21:05 | 87.49k
Acara Capacity Building oleh Bank Indonesia di Matos, Rabu (6/9/2023). (FOTO: Aisyah Ramadhani/TIMES Indonesia)
Acara Capacity Building oleh Bank Indonesia di Matos, Rabu (6/9/2023). (FOTO: Aisyah Ramadhani/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang mengadakan Capacity Building dengan tema "Transformasi digital dan AI untuk UMKM", 6-10 September 2023 di Malang Town Square.

Melalui acara ini Bank Indonesia membantu meningkatkan pelaku UMKM dalam menggunakan teknologi digital. Pada acara ini, Bank Indonesia menghadirkan dua narasumber yang ahli di bidangnya, salah satunya Dias Satria, Ph. D. selaku dosen ilmu ekonomi FEB (Fakultas Ekonomi dan Bisnis) Universitas Brawijaya (UB).

Advertisement

Dias Satria mengatakan, dalam bisnis ada dua hal yang harus dipelajari, yaitu bisnis model Canvas dan design thinking. Terdapat sembilan elemen dalam bisnis model Canvas, yaitu customer segments, value propositions, channels, customer relationships, revenue streams, key resources, key activities, key partners, dan cost structure

Menurutnya, sebagus apapun produk kalau tidak bisa memenuhi kebutuhan konsumen, produk tersebut tidak akan dibeli oleh konsumen. Jika kita bisa memenuhi kebutuhan konsumen maka produk juga akan berkembang semakin pesat. Oleh karena itu, dalam bisnis value propositions menjadi hal yang sangat penting dan utama.

"Jadi, dalam bisnis yang terpenting bukan seberapa keren sebuah produk melainkan seberapa besar manfaat suatu produk bagi konsumen," ucapnya.

Selain bisnis model Canvas, pelaku UMKM juga harus menguasai design thinking. Design thinking dimulai dengan rasa empati atau memahami konsumen.

Dias menekankan, saat membuat produk, pelaku UMKM harus selalu awali dengan memikirkan konsumen, seperti apa yang dibutuhkan dan disukai konsumen; memiliki target bisnis; dan berpikir kritis. Dias juga mengatakan bahwa sebelum membuat produk, pelaku UMKM harus memikirkan dulu problemnya bukan seberapa tinggi teknologinya.

"Cara membangun bisnis yang sukses adalah dengan selalu memikirkan masalah konsumen dan memberikan solusi untuk mereka melalui produk kita," kata pendiri Jagoan Indonesia dan Piknik Hub tersebut.

Dalam membangun bisnis jangan pikirkan teknologi apa yang ingin dipakai, karena teknologi akan mengikuti jika kita sudah menentukan produk apa yang akan dibuat.

AI (Artificial Intelligence) dan teknologi digunakan untuk mendukung pembuatan produk dan menyelesaikan masalah di sebuah bisnis, seperti operasional efisiensi atau marketing. Dengan canggihnya teknologi Dias berpesan, "Jangan memecat karyawan yang kita miliki, tetapi manfaatkan otomasi teknologi untuk membesarkan bisnis kita!" Hal ini dikarenakan sebuah bisnis bisa sukses karena kerja sama sebuah tim.

Selain itu, tidak semua UMKM dapat diselesaikan dengan AI, website, atau aplikasi. Terkadang sesederhana WhatsApp juga bisa membuat UMKM berkembang karena semua orang atau klien saat ini menggunakan WhatsApp.

Selain itu, Dias juga memaparkan tips membangun bisnis yang sukses, yakni dengan menerapkan customer persona. Customer persona adalah menghafal setiap konsumen yang datang untuk memahami konsumen dengan lebih baik. Mulai dari nama konsumen, pekerjaan, hobi, kebiasaan, hingga karakternya harus diketahui oleh pebisnis.

"Tujuannya untuk memastikan bahwa value suatu bisnis benar-benar dirasakan oleh pelanggan," ucapnya. 

Tips berikutnya yaitu menciptakan produk yang menyenangkan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memperbanyak varian rasa atau menu dari produk, menyediakan promo seperti beli 2 gratis 1, menyediakan tempat yang nyaman bagi konsumen, dan melayani pelanggan dengan baik dan ramah. Menciptakan produk yang menyenangkan juga dapat dilakukan dengan cara menetapkan value atau manfaat dari produk yang ditawarkan kepada konsumen.

Dalam berbisnis juga penting untuk memikirkan dan menjaga tentang business ecosystem mindset. Business ecosystem mindset artinya pebisnis harus memikirkan orang-orang yang terlibat atau terhubung dengan bisnisnya, contohnya supplier, pemerintah daerah, distributor, dan yang lainnya.

Berbisnis tentu tidak lepas dari kompetitor. Menurut dosen UB itu tidak penting memikirkan kompetitor, yang penting memikirkan kepuasan konsumen. Fokus pada kemampuan yang dimiliki dan apa yang bisa kita berikan kepada konsumen. Tak lupa minta kritik dan saran dari konsumen supaya tahu kekurangan dari produk yang dihasilkan.

"Dengan kritik dan saran yang membangun, pelaku UMKM bisa memperbaiki dan meningkatkan kualitas produknya," ucapnya/

Di era digital saat ini yang paling penting dalam berbisnis adalah kemampuan kita dalam membentuk hubungan dengan manusia (human relations). Human relations melibatkan emosi dan perasaan dalam diri individu dan itu tidak bisa didapatkan dari AI. AI memang membantu dalam bisnis UMKM tetapi itu bukan yang utama, karena konsumen atau manusia lebih senang apabila orang lain memahami dan mengerti dirinya dengan tulus.

Acara yang digelar di Malang Town Square ini dihadiri oleh para pelaku UMKM. Kemudian ditutup dengan sesi tanya jawab dan foto bersama para narasumber. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES