Optimalkan Target, Kinerja APBN Kediri Raya Masih Perlu Dorongan

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Mendekati akhir tahun kinerja APBN dari sisi belanja, untuk satuan kerja kementerian negara atau lembaga (K/L) dan transfer ke daerah masih perlu dorongan untuk mencapai target optimal.
KPPN Kediri mencatat sampai dengan Agustus 2023, realisasi belanja adalah sebesar 65,01persen atau sebesar Rp5.575,20 miliar.
Advertisement
Angka itu terbagi dalam beberapa sektor. Belanja Pegawai yang telah terjadwal pencairannya setiap awal bulan, mencatat realisasi sebesar Rp704,90 milyar atau 69,92 persen dari pagu dan menyumbang terhadap total realisasi sebesar 12,64 persen.
Belanja Barang telah terserap sebesar 66,46 persen atau sebesar Rp545,62 milyar, terhadap total realisasi menyumbang sebesar 9,79 persen. Belanja Modal telah terealisasi sebesar 37,85 persen atau Rp63,08 milyar, menyumbang sebesar 1,13 persen terhadap total serapan.
"Masih terhitung sangat kecil mengingat Triwulan III telah berjalan dua bulan. Tentunya memerlukan dorongan agar serapan belanja modal dapat lebih masif dan konsisten," ujar Kepala Seksi Bank KPPN Kediri Yudi Santoso, Selasa (26/09/2023).
Sementara itu belanja bantuan sosial dengan periode serapan yang juga telah terjadwal, masih sama dengan posisi Agustus 2023 yakni sebesar 41,36 persen atau Rp5,81 milyar serta menyumbang terhadap total realisasi sebesar 0,10 persen.
Satuan kerja K/L dengan realisasi terbesar pada Badan Pusat Statistik sebesar 77,1 persen sedangkan penyumbang terkecil pada satuan kerja K/L Kementerian Kelautan dan Perikanan sebesar 55,35 persen.
"Perlu dorongan yang lebih dari pimpinan satuan kerja K/L yang bersangkutan, mengingat Triwulan III telah lewat dua bulan. Tersisa satu bulan untuk mencapai target triwulan III sebesar 70 persen," tambahnya.
Dari sisi wilayah, satuan kerja K/L dan dana Transfer ke Daerah untuk Kabupaten Kediri membukukan realisasi terbesar, Rp1.745,42 milyar, Kabupaten Nganjuk sebesar Rp1.586,06 milyar, Kota Kediri sebesar Rp1.139,29 dan Kabupaten Trenggalek sebesar Rp1.104,42 milyar.
Realisasi dana Transfer ke Daerah dengan pagu sebesar Rp6.565,50 milyar telah terserap sebesar Rp4.255,76 milyar (64,82 persen), terdiri dari Dana Bagi Hasil terserap sebesar Rp382,19 milyar, Dana Alokasi Umum sebesar Rp2.367,06 milyar, Dana Alokasi Khusus sebesar Rp886,87 milyar, Dana Insentif Daerah sebesar Rp13,73 milyar dan Dana Desa sebesar Rp605,90 milyar.
Dana Alokasi Khusus terdiri dari DAK Non Fisik sebesar Rp830,93 milyar dan DAK Fisik sebesar Rp55,93 milyar.
"Nilai realisasi DAK Fisik masih jauh dari target yang ditetapkan, hal ini perlu didorong agar pemda masing-masing bersegera untuk melakukan serapan DAK Fisik, sehingga output yang dihasilkan dapat dimanfaatkan lebih awal oleh masyarakat setempat," ungkapnya.
Dari sisi pendapatan, penerimaan negara, terutama dari perpajakan dan bea masuk serta cukai mengalami kontraksi, tumbuh negatif dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, perpajakan tumbuh -18,96 persen, bea masuk dan cukai tumbuh sebesar -17,18 persen, sedangkan PNBP tumbuh sebesar 20,39 persen.
"Secara akumulasi pendapatan wilayah Kediri Raya sampai dengan 31 Agustus 2023 mencapai sebesar Rp19.266,91 milyar," pungkasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |