Pedagang di Banyuwangi Dapat Trik Pemasaran Efisien Hadapi Gempuran Social Commerce

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Meningkatnya jumlah peminat social commerce dalam melakukan pembelian secara online ternyata berdampak kepada pelaku usaha konvensional. Tak luput pengusaha UMKM di Banyuwangi, Jawa Timur, juga merasakan imbas yang sama.
Hadir di tengah kebingungan pelaku usaha konvensional, Banyuwangi melalui Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskop UMP) setempat, bantu fasilitasi pedagang hingga melakukan pembinaan supaya menjadi penjual yang mampu berdaya saing dan menumbuhkan kesejahteran masyarakat di Bumi Blambangan.
Advertisement
Kepala Diskop UMP Banyuwangi, Nanin Oktaviantie menjelaskan, jika adanya Social Commerce seperti Tiktok Shop memang berimbas kepada pelaku usaha, khusunya pedagang konveksi, yang belum dapat memanfaatkan alat digital di Banyuwangi.
Terlebih, Nanin menambahkan, pedagang konveksi, terutama yang berjualan di Pasar Banyuwangi, masih menggunakan cara tradisional dalam berjualan dengan menunggu pembeli datang, sehingga jumlah pembeli yang mereka dapatkan tidak begitu banyak.
“Beberapa hari lalu, kami berkenjung ke Pasar Banyuwangi dan bertemu pedagang konveksi atau baju dengan memberikan sedikit wawasan terkait promosi,” kata Nanin, Sabtu (30/9/2023).
Untuk Itu, Nanin ingin, para pelaku usaha bisa lebih kreatif dan inovatif dalam menjalankan usahanya, terutama pada teknik promosi. Bukan hanya itu, Diskop UMP juga berkeinginan untuk pedagang memanfaatkan fasilitas -fasilitas yang telah disediakan pemerintah, diantaranya Teman Usaha Rakyat (TUR) maupun Rumah Kreatif.
“Kami akan bantu berikan edukasi seperti pendampingan pemasaran melalui online dan apabila pelaku usaha ingin dibuatkan aplikasi jual beli online, maka kita siap buatkan untuk mereka,” ucapnya.
Bentuk pendampinganya sendiri, Nanin menjelaskan, untuk pelaku usaha yang masih menggunakan sistem konvensional atau tradisional, bakal ada arahan oleh rekan dari TUR dalam membantu promosi pedagang yang masih gagap teknologi (Gaptek). Dengan cara memperbantukan anak dan saudaranya dari si penjual agar bisa mengoperasikan promosi melalui digital.
Banyuwangi sendiri, masih Nanin, pernah bekerjasama dengan marketplace raksasa yaitu Shopee dan Tokopedia. Adanya kolaborasi tersebut untuk melakukan sosialisasi dan pembinaan bagi pelaku-pelaku usaha. Pada kesempatan teesebut, Diskop UMP Banyuwangi menghadirkan kurang lebih 500 pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) supaya bisa digandeng kedua perusaahaan dagang raksasa itu.
“Alhamdulilah saat melihat data dari Shopee dan Tokped ada sekitar 2000 UMKM Banyuwangi yang tedaftar, paling banyak produk makanan dan souvenir yang berbau oleh-oleh,” Tandasnya.
Setiap tahunya, Diskop UMP membina kurang lebih 3000 pelaku usaha, mulai dari pembuatan marketplace, perizinan, hingga bantuan alat usaha. Lebih dari itu untuk mempermudahkan pedagang dalam akses pengirim jika sudah terbiasa dengan penjualan melalui digital, selain dengan PT POS Indonesia, Banyuwangi juga akan bekerja sama dengan perusahan logistik lain.
“Saat ini kami masih proses MOU dengan JNT,” cetus Nanin.
Nanin juga mengatakan, adanya Event-event di Banyuwangi juga menjadi salah satu ajang untuk para pelaku usaha bisa melakukan promosi disamping untuk memasarkan produknya. Keran pada setiap event di Banyuwangi harus melibatkan UMKM agar pelaku usaha ikut merasakan dampak hingga bisa menambah penghasilan.
“Per Agustus ini ada sekitar 1 Milayar Rupiah pergerakan uang dari UMKM karena event-event Banyuwangi pada bulan itu,” terangnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |