Ekonomi

Bukan Bondowoso! Tape Produksi Pasuruan Kuasai Pasar Tradisional

Kamis, 26 Oktober 2023 - 21:33 | 81.22k
Tampak warga Kenduruan perajin Tape, sedang mengemas produksi tape yang akan dikirim 2 hari kemudian, didepan rumahnya. (Foto: bet)
Tampak warga Kenduruan perajin Tape, sedang mengemas produksi tape yang akan dikirim 2 hari kemudian, didepan rumahnya. (Foto: bet)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PASURUANTape, makanan olahan dari singkong ini sangat familiar di masyarakat. Kudapan yang mempunyai cita rasa khas, karena dihasilkan dari proses fermentasi singkong dengan ragi ini, memiliki rasa yang manis, dan sedikit asam. 

Di Jawa Barat, tape disebut peuyeum. Sedangkan di Jawa Timur, tape terkenal berasal dari Bondowoso atau Situbondo. Namun jangan salah dulu! Bila Tape asal Bondowoso maupun Situbondo yang biasa diwadahi besek atau wadah dari anyaman bambu itu banyak ditemui di tempat oleh-oleh, pasar wisata dan pinggir jalan di kedua kota tersebut. 

Advertisement

Tahukah kamu asal Tape yang dibungkus tas plastik (kresek) kecil-kecil, dan biasa dijual di pasar-pasar tradisional, tukang sayur keliling ataupun warung-warung kecil itu? Ternyata Tape yang biasa dijual di pasar-pasar tradisional dan jamaknya berukuran kecil-kecil tersebut berasal dari Kabupaten Pasuruan. Adalah Dusun Jasem dan Candibinangun, di Desa Kenduruan, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, yang menjadi sentra produksi Tape terbesar di Kabupaten Pasuruan. 

Bahkan atas inisiatif mantan Kepala Desa Kenduruan Salim Mahendra, Dusun Jasem juga disebut sebagai Kampung Tape. Karena banyaknya warga setempat yang menjadi pembuat/perajin Tape. 

Memasuki Dusun Jasem, maka anda bisa melihat potongan-potongan kulit singkong yang di jemur di halaman depan rumah penduduk. Banner-banner bertuliskan menyediakan tape, juga menghiasi sebagian depan rumah warga. Tampak aktivitas masing-masing warga yang mengepak atau memasukkan tape yang telah diragi, kedalam kresek atau wadah mika. 

Begitu pula yang terlihat di rumah Ismail (43) salah satu warga setempat. Kamis (26/10/2023) siang, pria yang telah puluhan tahun bergelut dengan dunia Tape ini, baru saja selesai memproduksi Tape yang siap dikirim untuk hari Jum"at malam. 

"Tape ini matangnya 2-3 hari mas. Jadi produksi hari ini, dikirim Jum'at malam ke tengkulak untuk dijual pada Sabtu pagi ke pasar-pasar", jelas Cak Mail, panggilannya. 

Tape produksi warga Kenduruan ukurannya dipotong kecil-kecil agar pas sekali gigitan. Rasanya sangat manis, legit dan kesat. Bila semakin matang, sangat nikmat dijadikan es serbat Tape maupun digoreng dengan tepung untuk camilan di sore hari. 

Cak Mail pun menuturkan bahwa dirinya sejak kecil menekuni usaha tape yang dirintis oleh kedua orang tuanya. "Almarhum abah saya dulu selain pembuat tape, juga dikenal sebagai pengepul bahan baku singkong di desa. Jadi warga desa membeli bahan baku tape ke sini," ujarnya. 

Singkong yang digunakan untuk tape pun didatangkan dari Malang, Blitar bahkan hingga Banyuwangi. Dalam sehari, saat ini Cak Mail memproduksi 3 kuintal singkong/pohong untuk bahan baku tape. Dari jumlah tersebut, bisa menghasilkan 300-an bungkus/kresek tape siap konsumsi. 

"Kalau yang kresek-an untuk disetor ke pasar-pasar. Kalau yang wadah mika, untuk disetor ke pusat oleh-oleh atau pasar wisata seperti wisata kampung panci di Pandaan dan Pasar Wisata Cenghoo," urainya. 

Rata-rata para warga Dusun Jasem menjual tape produksinya untuk mensuplai pasar-pasar tradisional di Jatim. Mereka telah mempunyai langganan yang akan mengambil tape tiap harinya, sehingga tidak terbebani biaya kirim. 

Sebagian besar akan disetor ke para pedagang di Pasar Keputran-Surabaya, Sidoarjo, Gresik bahkan hingga ke Malang dan Jombang. 

Cita rasanya yang khas, menjadikan Tape Kenduruan sebagai potensi kuliner yang perlu dibranding oleh Pemkab Pasuruan. 

Hampir semua masyarakat yang membeli tape di pasar-pasar tradisional, belanja di penjual sayur keliling (mlijo), pasti sudah tau rasanya yang memang nikmat dan manis bukan? Itulah tape made in Kenduruan, Pasuruan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES