Sentuhan Pertamina Sulap Warga Papring Banyuwangi Jadi Lebih Berdaya

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Bagi masyarakat Banyuwangi, Jawa Timur, ketika mendengar nama lingkungan atau kampung Papring, Kelurahan Kalipuro, yang terbayang adalah sebuah daerah pelosok sempurna. Daerah pinggiran hutan, dengan infrastuktur jalan yang kurang layak, Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat yang pas-pasan hingga rendahnya geliat perekonomian.
Bahkan, kaum milenial setempat, ketika bergaul keluar kampung atau sekedar berkenalan dengan calon gebetan. Mereka sampai merasa malu mengaku sebagai warga Papring. Karena merasa kampung halaman penuh keterbelakangan. Seolah ini berlebihan. Tapi memang begitulah kenyataan.
Advertisement
Ya, kurang lebih seperti itulah Papring dan masyarakatnya terdahulu. Cerita murung kampung Papring mulai berbalik arah direntang tahun 2019 silam. Tepatnya sejak Widie Nurmahmudi, tokoh pemuda kampung Papring pendiri komunitas Kampung Baca Taman Rimba (Kampung Batara) menjalin komunikasi dengan PT Pertamina Patra Niaga Jatim, Bali dan Nusa Tenggara (PT Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus).
Dan goalnya, di tahun 2020, Pertamina mulai memberi sentuhan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap beragam kegiatan pemberdayaan masyarakat Kampung Papring. Seperti produksi kopi papring, kerajinan batik papring, sampai program unggulan Jelajah Edukasi Masyarakat Pegiat Bambu Papring Banyuwangi (Jemparing Wangi).
Masyarakat Kampung Papring, Kelurahan Kalipuro, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, saat mengikuti program CSR Pertamina pelatihan membatik. (Foto : Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)
“Melalui rumah bambu Jemparing Wangi, berbagai kegiatan edukasi dan pemberdayaan kita lakukan. Diantaranya kegiatan warga belajar sebagai upaya memberantas buta aksara, pelatihan membatik dan lainnya,” ucap Widie, sapaan akrab Widie Nurmahmudi, Selasa (31/10/2023).
Berjalannya waktu, asupan wawasan dan pengetahuan, perlahan menyulap mindset masyarakat Kampung Papring. Kehadiran CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, kian melengkapi. Menuntun masyarakat Kampung Papring menjadi lebih berdaya.
Bahkan kearifan lokal yang turut mengalami kemajuan ikut merubah Kampung Papring, Kelurahan Kalipuro, Kecamatan Kalipuro, menjadi salah satu jujugan destinasi wisata edukasi dan budaya.
Widie menjabarkan, CSR Pertamina menyentuh hampir seluruh potensi masyarakat Kampung Papring. Misal, untuk produksi kopi, Pertamina memberikan bantuan mesin roasting. Hingga tercetus produk kopi Papring dan kopi Bratasena.
Melalui pelatihan, kini Kampung Papring mampu menjadi sentra kerajinan bambu dan batik Papring. Pertamina juga menularkan ilmu dalam pemanfaatan ‘Kepong’ atau kotoran ternak menjadi biogas.
“Biogas digunakan untuk pengeringan bambu bahan kerajinan serta konsumsi rumah tangga dalam memasak,” bebernya.
Satu lagi, bantuan Bus Sekolah dari Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus kepada masyarakat Kampung Papring, turut memberi sumbangsih luar biasa dalam pembangunan SDM anak bangsa. Seperti kita tahu, letak geografis Kampung Papring, berada jauh dipelosok. Dan keberadaan Bus Sekolah, menghapus rasa enggan menempuh pendidikan lantaran jarak rumah yang jauh dari sekolahan.
Masyarakat Kampung Papring, Kelurahan Kalipuro, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, saat membuat kerajinan bambu. (Foto : Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)
“Alhamdulillah, berkat bantuan CSR Pertamina, kini masyarakat Kampung Papring, lebih berdaya dan bisa lebih sejahtera. Banyaknya kunjungan wisatawan juga turut mendorong pembangunan infrastuktur jalan,” ungkap Widie.
“Dulu Kampung Papring dikenal sebagai kampung pinggiran, tapi kini menjadi jujugan orang. Ekonomi masyarakat pun ikut tumbuh berkembang,” imbuhnya.
Area Manager Comm Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rehadi menjelaskan, program CSR Pertamina bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang inovatif dan mandiri.
“Sehingga manfaat yang didapat masyarakat dari perusahaan dapat terus berkelanjutan,” katanya.
Dijelaskan, sebelumnya masyarakat Kampung Papring hanya memanfaatkan potensi yang ada dengan ala kadarnya. Setelah diberi pelatihan, mereka bukan hanya bisa membuat ragam kerajinan bambu, seperti tas dan hiasan saja. Tapi kini juga mampu memproduksi kopi, batik dan lainnya.
“Masyarakat lebih inovatif, kreatif dan mampu mengangkat potensi perekonomian lainnya. Dan sebelum melaksanakan program CSR, Pertamina selalu melakukan pemetaan terhadap potensi serta kebutuhan masyarakat,” ujar Ahad.
Selain program pemberdayaan ekonomi, Pertamina Patra Niata Jatimbalinus, juga menyalurkan program CSR untuk pembuatan sumur bor. Hal itu dilakukan mengingat Kampung Papring, Kelurahan Kalipuro, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, sangat menbutuhkan ketersediaan air bersih. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Sholihin Nur |